News - Konsultan cinta atau relationship coach menjadi salah satu profesi pekerja lepas yang menjanjikan, baik bagi konselor maupun klien. Keberadaannya berguna membantu orang, terutama para remaja yang galau menghadapi tantangan di dunia percintaan.

Konsultan cinta adalah pihak yang memberikan saran, panduan, dan dukungan emosional kepada seseorang yang tengah menghadapi masalah percintaan. Problemnya beragam, mulai dari perihal cinta pertama, patah hati, hingga konflik dalam hubungan.

Profesi sambilan ini juga bisa dilakukan secara daring melalui pesan teks, panggilan video, atau media sosial. Waktu dan tempat kerja yang fleksibel menjadi keunggulan utamanya. Konsultasinya dilakukan melalui komunikasi dua arah, yaitu antara konselor dan klien, dalam upaya mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Konsultan cinta tidak sekadar memberi nasihat, tetapi juga membantu klien untuk menemukan solusi terbaiknya. Mereka memfasilitasi individu agar mampu memahami diri sendiri dan menjalin hubungan yang sehat.

Konsep kerja konsultan cinta sangat dipengaruhi oleh teori subject-object relations yang dikembangkan Robert Kegan dalam buku The evolving self: Problem and process in human development(1982). Kemampuan merefleksikan pengalaman dan mengontrol dinamika kehidupan adalah hal penting untuk membuat pilihan solusi yang efektif.

Maraknya Problem Percintaan Remaja

Masalah percintaan remaja memang membutuhkan perhatian serius. Jika tidak, hal itu bisa menjadi pemicu terganggunya kesehatan mental. Mereka menjadi mudah marah, sedih berlebihan, dan depresi, yang tak jarang berujung bunuh diri. Remaja yang mengalami kegagalan percintaan juga bisa kehilangan arah dan melampiaskan kegagalannya ke hal-hal negatif, seperti alkohol dan narkoba.

Lalu, apa penyebab munculnya permasalahan percintaan pada remaja? Tentu faktornya beragam. REACH, organisasi yang berfokus pada kesehatan perilaku, menyebut setidaknya ada 10 faktor, mulai dari kendala komunikasi, masalah kepercayaan, hingga kecemburuan dan rasa tidak aman.

Sebagian besar dari daftar penyebab permasalahan percintaan sebagaimana disebutkan oleh REACH dialami oleh remaja. Menurut Pakar Kesehatan Remaja UNAIR, Tiara Diah Sosialita, penyebab utama munculnya masalah percintaan pada remaja adalah pencarian identitas dan pemahaman hubungan sosial.

Di masa pencarian identitas, remaja menjadi mudah cemas dan tidak stabil secara emosional, apalagi jika terpantik trauma percintaan di masa lalu. Mereka mudah mengalami stres sehingga kondisi mentalnya terganggu.

Ilusrasi profesi konsultan cinta

Ilusrasi profesi konsultan cinta. foto/istockphoto

Masalah percintaan remaja tidak bisa dianggap enteng. Berbagai penelitian menemukan fakta bahwa kegagalan dalam percintaan menjadi salah satu pemicu meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan remaja.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 2019, terdapat lebih dari 800 ribu kasus bunuh diri setiap tahunnya. Yang tertinggi adalah pada usia muda.

Lonjakan kasus bunuh diri di kalangan remaja juga terjadi di Indonesia. Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi dari Organisasi Riset Kesehatan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Yurika Fauzia Wardhani, menyampaikan temuannya melalui "Webinar Kesehatan Remaja dalam Menyongsong Momentum Bonus Demografi tahun 2030-2045".

Dari temuan 2.112 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang tahun 2012-2023, 46,63 persen di antaranya terjadi pada remaja (985 kasus). Selain itu, kasus bunuh diri pada remaja akhir (usia 18-21 tahun) dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat dibandingkan remaja awal (11-14 tahun).

Seluruh provinsi di Indonesia, jelas Yurika, punya kasus bunuh diri. Namun, yang terbesar ada di Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat. Lebih mengagetkan lagi, penyebab bunuh diri yang paling banyak terjadi adalah masalah percintaan. Alasan lainnya yakni masalah pribadi yang orang lain tidak bisa memahaminya.