News - Konflik antara PKB dengan PBNU kian meruncing. Kedua kubu saling serang secara verbal, baik melalui media massa maupun media sosial. Mereka saling unjuk gigi kekuatan paramiliter melalui apel komando.

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memimpin apel Banser di depan Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024). Dia mengungkapkan ada gejolak di antara kader Ansor dan Banser di tengah situasi memanas antara PBNU dan PKB.

"Saya paham sampai mana batas kesabaran sahabat-sahabat semua. Tapi saya harus ingatkan bahwa kalian adalah kader, kalian adalah pasukan kader-kader, kalian bukan gerombolan," kata Yahya melalui akun X @YahyaCStaquf.

Tak ingin kalah, PKB melalui organisasi sayapnya, Garda Bangsa, menggelar apel serupa. Sekretaris Jenderal DKN (Dewan Koordinator Nasional) Garda Bangsa, Muhammad Rodli Kaelani, menyebut para pengurus PBNU saat ini berupaya menjegal kursi kepengurusan PKB yang dipimpin Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Menurutnya, PKB saat ini digoyang karena ada lonjakan suara yang signifikan dibanding pemilu sebelumnya. Rodli menyebut PBNU tak punya peran apapun dalam proses pengembangan organisasi partai.

"Di saat PKB sedang mengalami peningkatan jumlah suara dan jumlah kursi dewan, ada pernyataan petinggi PBNU yang mau intervensi untuk serobot kepemimpinan Gus Muhaimin. Padahal tidak ada kontribusi dan jelas malah menggembosi PKB di pileg kemarin," kata Rodli dalam keterangan pers, Selasa (6/8/2024).

Walaupun sama-sama Nahdliyin dan lahir dari rahim pesantren, ormas keagamaan dan organisasi politik ini kerap berseteru, tepatnya sejak kepengurusan Yahya Cholil Staquf disahkan dalam Muktamar Lampung, 2022.

Yahya maupun anak buahnya kerap menyinggung dengan sejumlah pernyataan politik yang mengarah ke Cak Imin dan kroninya. Keduanya berbalas “pantun” satu sama lain, dan narasi yang digunakan tak jauh soal keabsahan Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB karena dianggap melengserkan Gus Dur dari kursi ketua umum.