News - Kelas Tirto edisi Bandung dimulai di Auditorium Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (20/5/2024). Kegiatan ini merupakan rangkaian lanjutan dari "Kelas Tirto Roadshow 2 Kota" yang terselenggara atas dukungan MSI Indonesia. Pekan lalu, Kelas Tirto digelar di Kota Malang, Jawa Timur.

Pemimpin Redaksi News Rachmadin Ismail menyebut data sebagai alat atau tools untuk mengubah banyak hal, mulai dari cara pandang, perilaku, hingga kebijakan. “Saya percaya, untuk meyakinkan para stakeholder, pihak-pihak yang berkepentingan membuat regulasi penting, data masih bisa dimanfaatkan,” ujar Rachmadin, saat memberi sambutan.

Rachmadin menjelaskan, tujuan dilaksanakannya Kelas Tirto, di samping mengenalkan News dan MSI Indonesia, adalah mensosialisasikan program Bercerita Lewat Data.

“Saat ini, sebagian besar informasi yang dibagikan content creator adalah keliru. Lewat kelas ini, Tirto mengupayakan agar lewat data dan bercerita, kita bisa melawan disinformasi,” pungkas Rachmadin.

Ketua Program Studi S1 Penyiaran Konten Digital, Reni Nuraeni, Ph.D, menyebut ditunjuknya Universitas Telkom sebagai lokasi pertama Kelas Tirto edisi Bandung merupakan sebuah kehormatan. Apalagi, di mata Reni, Tirto bukan sekadar perusahaan media, tapi mitra industri resmi Universitas Telkom yang terdaftar di kementerian.

"Tirto mempunyai perbedaan dan ciri khas dari segi visual dibandingkan media yang lainnya. Materi yang disampaikan di kelas ini sesuai dengan mata kuliah yang sedang dikerjakan teman-teman mahasiswa jurnalistik,” ungkap Reni.

Reni menambahkan, Kelas Tirto juga merupakan kesempatan langka karena mahasiswa bisa bertemu dan bertanya langsung kepada praktisi di industri media.

“Siapa tahu dari kelas ini ada mahasiswa yang mau mengerjakan tugas akhir atau magang di Tirto,” kata Reni.

Di Bandung, Kelas Tirto berisi dua materi, yakni “Bercerita lewat Data Journalism” dan “Merancang Visual Infografik yang Menarik”. Keduanya diisi oleh Alfons Yoshio (Tim Riset News) dan Erenn Pratama (Art Director News).

Jurnalisme Data dan Visualisasi Data

Alfons Yoshio menerangkan, objek utama dari jurnalisme data adalah data itu sendiri. Paling tidak, ada tiga hal yang menjadi fungsi data dalam jurnalisme: sebagai cerita utama, pendukung cerita, serta pembuka bagi sebuah investigasi.

“Ada ungkapan bahwa ‘Data is new oil’. Segala hal bisa dikuantifikasi, bisa dihitung. Sebab itulah data menjadi esensial dan mudah diakses. Karena mudah diakses, kenapa tidak digunakan untuk menunjukkan fakta, kepentingan jurnalistik,” papar Alfons.

Sekalipun saat ini data begitu melimpah, Alfons mengingatkan agar penulis atau wartawan tidak memberanikan diri menggunakan data yang sama sekali tidak dimengerti. Alasannya, pembaca bakal mengetahui jika data yang dikemukakan tidak dipahami penulisnya sendiri.

“Kalau masih mau menggunakan data yang tidak dimengerti, sebaiknya dulu hubungi narasumber untuk mendapatkan pemahaman,” ungkap Alfons.

Kelas Tirto 2024 Bandung

Kelas Tirto 2024 Bandung. News/Eggi Hadian

Tidak semua orang punya keterampilan membaca data. Karena itu, dalam jurnalisme data penyajian data secara menarik, seperti visualisasi data sangat berperan membuat data menjadi lebih mudah dibaca.

“Aku baru tahu bahwa di bidang jurnalistik ada pembahasan mengenai penyajian data seperti ini. Kelas Tirto menambah wawasanku soal jurnalistik,” ungkap salah seorang peserta, di sela kegiatan.

Sementara Erenn Pratama memulai sesinya dengan menjelaskan dasar-dasar desain, misalnya layout, tipografi (termasuk pemilihan font), warna, hingga gambar. Di sesi kedua ini, Erenn banyak membagikan pengalamannya sebagai art director sekaligus desainer News. Selain itu, sosok berkacamata ini juga menyebut sejumlah aplikasi yang lazim digunakan para desainer.

Bagi desainer profesional, aplikasi yang sering digunakan biasanya aplikasi berbayar seperti Adobe Photoshop, Corel, dan sejenisnya. Sedangkan para newbie alias para pemula, saat ini banyak menggunakan Canva.

“Kalau yang legend dan berkarakter, mereka menggunakan Paint dan bahkan Microsoft Word,” ungkap Erenn.

Apa pun aplikasi yang digunakan, sambung Erenn, pada akhirnya tidak masuk hitungan jika seorang desainer tidak memiliki gagasan visual. “Mau pakai aplikasi apa pun, yang penting adalah gagasan di belakangnya. Visual mind-nya menarik atau enggak? Kalau menarik, pakai aplikasi apa pun jadi,” ungkap Erenn.

Perkara visual mind itu yang menjadi salah satu materi Erenn dalam kelas “Merancang Visual Infografik yang Menarik”.

Seperti halnya Kelas Tirto edisi Malang–juga Kelas Tirto edisi Yogyakarta–Kelas Tirto edisi Bandung berlangsung selama 3 hari, terhitung mulai Senin (20/5/2024) hingga Rabu (22/5/2024).

Setelah Universitas Telkom, kegiatan berikutnya akan dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung. Di Universitas Telkom, kelas yang dimulai pukul 09.00 WIB ini diikuti 86 mahasiswa.

“Aku senang dengan adanya event Kelas Tirto ini karena benar-benar menambah pengetahuanku soal jurnalistik. Aku sendiri aktif di kegiatan jurnalistik kampus. Makanya, di sesi jurnalisme data tadi aku tanya-tanya sedikit soal jurnalisme investigasi, karena aku tertarik dengan itu,” ungkap Skala, mahasiswa S1 Penyiaran Konten Digital semester 2 Universitas Telkom.

Selain mendapat wawasan, Skala dan sejumlah temannya juga mendapat bingkisan menarik dari MSI Indonesia. Bingkisan itu tidak cuma didapat karena mereka aktif bertanya di kedua sesi Kelas Tirto, tapi juga karena mereka mengikuti aktivasi mengetik cepat di booth MSI Indonesia.

Benefit yang sama, mendapat ilmu sekaligus bingkisan, tentunya berlaku di "Kelas Tirto X MSI Indonesia" berikutnya.