News - Tata cara shalat bagi orang sakit menjadi salah satu informasi penting, sehingga mereka yang sedang kurang sehat bisa tetap menjalankan kewajibannya. Lantas, bagaimana ketentuan shalat bagi orang yang sakit?
Ibadah shalat 5 waktu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Meskipun sedang sakit, shalat tak boleh ditinggalkan. Karena itu, ada prosedur yang mengatur keringanan atau rukhsah bagi yang sedang berkesulitan.
Ketika dalam kondisi sakit, salat 5 waktu dapat dikerjakan sesuai kemampuan muslim bersangkutan. Ibadah salat lima waktu ini tak boleh ditinggalkan dalam keadaan apa pun, selama orang bersangkutan masih berakal dan tidak hilang kesadaran (misalnya karena pingsan atau koma).
Tata Cara Shalat Bagi Orang Sakit
Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan orang sakit tidak bisa menjalankan shalat dengan cara berdiri. Situasi tubuh bisa disesuaikan, baik itu beribadah dengan cara duduk, berbaring, atau berdasarkan kemampuan.
Berikut ini tata cara salat bagi orang yang sakit.
1. Tata Cara Shalat Berbaring untuk Orang Sakit
Berkaitan dengan salat dalam posisi berbaring, hal itu disampaikan oleh Imran bin Husain RA ketika ia bertanya pada Nabi Muhammad SAW:"Aku menderita penyakit wasir, lalu aku bertanya tentang salat [dalam kondisi sakit] kepada Nabi SAW, kemudian beliau menjawab: ‘Salatlah dengan berdiri, bila tidak mampu maka dengan duduk, dan bila tidak mampu maka dengan tidur miring [berbaring],’” (H.R. Bukhari).
Lantas, keadaan sakit seperti apa yang dapat menjadikan seseorang salat berbaring? DilansirNU Online, ketika seseorang menderita sakit sehingga mengalami masyaqqah sayyidah (kesulitan yang sangat).
Maksudnya, jika ia mengalami sakit sampai-sampai apabila berdiri atau duduk, ia merasa nyeri atau tidak tahan. Jika diteruskan duduk atau berdiri, kondisi itu dapat menghilangkan kekhusyukan salat. Dalam keadaan demikian, seseorang dapat salat dalam kondisi berbaring.
Terkait ketentuan salat berbaring, hal itu juga tergambar dalam hadis Jabir RA, ia berkata:
“Suatu ketika, Rasulullah SAW menjenguk orang yang sedang sakit. Ternyata Rasulullah melihat ia sedang salat di atas bantal. Kemudian Nabi mengambil bantal tersebut dan menjauhkannya. Ternyata orang tersebut lalu mengambil kayu dan salat di atas kayu tersebut.
Selanjutnya, Nabi mengambil kayu tersebut dan menjauhkannya. Lalu Nabi bersabda: 'Salatlah di atas tanah jika kamu mampu, jika tidak mampu maka salatlah dengan ima' [isyarat kepala]. Jadikan kepalamu ketika posisi sujud lebih rendah dari rukukmu'," (H.R. Al Baihaqi).
Salat berbaring bagi orang sakit terdiri atas 2 macam, yaitu dengan berbaring menyamping atau berbaring telentang.
Berdasarkan hadis di atas, salat dengan berbaring menyamping lebih utama daripada telentang.
Dalam hal ini, orang yang sakit mencoba berbaring menyamping terlebih dahulu, jika tak kuat, barulah berbaring telentang.
Pertama, terkait tata cara salat dalam kondisi berbaring menyamping, ketentuannya adalah sebagai berikut:
- Orang bersangkutan berbaring menyamping ke arah kanan menghadap kiblat.
- Apabila tidak mampu menyamping ke kanan, ia dapat menyamping ke kiri, namun tetap ke arah kiblat. Akan tetapi, jika tidak mampu menghadap kiblat pun tak apa-apa dan jangan dipaksakan.
- Cara bertakbir dan bersedekap ketika salat berbaring persis sama ketika salat dalam keadaan berdiri. Tangan diangkat sejajar dengan telinga atau bahu. Selanjutnya, tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri.
- Cara rukuk pada salat berbaring adalah dengan menundukkan kepala sedikit. Pada saat bersamaan, kedua tangan diluruskan ke lutut.
- Cara sujudnya adalah dengan menundukkan kepala lebih banyak daripada ketika rukuk. Kedua tangan diluruskan ke arah lutut.
- Selanjutnya, cara tasyahud adalah dengan meluruskan tangan ke arah lutut, namun jari telunjuk tetap berisyarat ke arah kiblat.
Kedua
, tata cara sholat berbaring telentang, ketentuannya adalah sebagai berikut:- Berbaring telentang dengan kaki menghadap kiblat. Jika memungkinkan, kepala diangkat sedikit dengan ganjalan, misalnya dengan bantal atau semisalnya sehingga wajah juga menghadap kiblat. Apabila mampu menghadap menghadap kiblat pun tidak apa-apa dan jangan dipaksakan.
- Cara bertakbir dan bersedekap ketika salat berbaring persis sama ketika salat dalam keadaan berdiri. Tangan diangkat sejajar dengan telinga atau bahu. Selanjutnya, tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri.
- Cara rukuk pada salat berbaring adalah dengan menundukkan kepala sedikit. Pada saat bersamaan, kedua tangan diluruskan ke lutut.
- Cara sujudnya adalah dengan menundukkan kepala lebih banyak daripada ketika rukuk. Kedua tangan diluruskan ke arah lutut.
- Selanjutnya, cara tasyahud adalah dengan meluruskan tangan ke arah lutut, namun jari telunjuk tetap berisyarat ke arah kiblat.
- Sisa gerakan salat lainnya tidak berbeda dengan cara salat ketika sedang berdiri.
Terkini Lainnya
Tata Cara Shalat Bagi Orang Sakit
1. Tata Cara Shalat Berbaring untuk Orang Sakit
2. Tata Cara Shalat Duduk untuk Orang Sakit
3. Tata Cara Sholat dengan Isyarat atau Sesuai Kemampuan
Ketentuan Shalat Bagi Orang Sakit
Artikel Terkait
Perkembangan Islam di Jerman, Populasi, dan Keadaan Terkininya
Bacaan Doa Ketika Mimpi Buruk dan Baik, Arab, Latin & Terjemahan
Pengertian Ilmu Tajwid Menurut Para Ulama, Hukum, dan Hikmahnya
10 Manfaat Berdoa dalam Islam
Populer
Munas PBNU: Kepemilikan Laut Haram, Jual Beli Karbon Dibolehkan
Benarkah Matematika Ilmu yang Tak Berkaitan dengan Masa Depan?
Jalan Panjang Implementasi Bayar Tol Tanpa Sentuh di Indonesia
Siasat Cimahi menjadi Kota Tanpa TPA
Potret Gedung Kementerian di Tengah Pemangkasan Anggaran
Jasad Jurnalis Metro TV Ditemukan di Halmahera Selatan
DPR Minta Anggaran Kemenkes Imbas Efisiensi Rp10 T Dikembalikan
Mengenal Ndalem Pangeran Keraton Kasunanan Surakarta
Flash News
Wamentan: Penunjukan Dirut Bulog atas Kebutuhan Organisasi
Anggota DPRD Jakarta Tolak Rencana Pembatasan Waktu Sewa Rusun
Tidak Ada Dokumen Penting yang Rusak Imbas Kebakaran di ATR/BPN
TNI AL & Tim SAR Selamatkan Kapal Tenggelam di Perairan Bintan
Ole Romeny, Tim Geypens, & Dion Markx Ambil Sumpah WNI di London
Gedung Kementerian ATR/BPN Kebakaran, 20 Unit Damkar Diterjunkan
LRT Jabodebek Sempat Mengalami Gangguan, Ini Biang Keroknya
MUI: Orang Kaya Haram Gunakan LPG 3 Kg dan Pertalite Bersubsidi
LRT Jabodebek Gangguan, Penumpang Diturunkan di Stasiun Pancoran
Jasad Jurnalis Metro TV Ditemukan di Halmahera Selatan
Mayat Pria Ditemukan di Parit Pinggir Tol Bandara Soetta
Puan Maharani Bertemu dengan Paus Fransiskus Bahas Pancasila
Kelakar Bahlil saat Mik Mati di Rakernas Golkar: Belum Dapat Gas
AKBP Bintoro Ajukan Banding Usai Dipecat Buntut Kasus Pemerasan
Bahlil Optimistis IKN Pindah pada 2028, Meski Anggaran Diblokir