News - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa kementeriannya tengah menyiapkan program prioritas 2025, yaitu program pertanian modern. Katanya, program ini akan melibatkan Gen Z dan Gen Milenial untuk bertani.

Pasti kaya raya. Kami hitung, Milenial bisa dapatkan minimal Rp10 juta, bahkan bisa Rp20 juta [per bulan]. Lima belas orang mengelola 200 hektare,” ujar Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (5/11/2024).

Menurut Amran, pelibatan generasi muda untuk mengadopsi teknologi pertanian modern dapat meningkatkan produksi hasil pertanian Indonesia.

Ada sumber daya alam, ada teknologi, dan ada milenial. Milenial tidak mungkin ikut, tidak bisa dipaksa milenial, kalau rugi,” kata Amran.

Mentan mengatakan bahwa anak muda yang mengikuti Program Pertanian Modern akan diberi fasilitas lahan hasil Program Cetak Sawah. Selain itu, mereka akan mendapatkan alat mesin pertanian (alsintan) modern. Alsintan yang disiapkan untuk program ini di antaranya drone penebar benih, robot tanam padi, autonomous tractor, dan mesin panen sekaligus pengolah tanah.

Kami pendekatannya adalah teknologi dan kami hibahkan kepada Milenial untuk mengontrol ini alat, kemudian mengolah lahan, kemudian bagi hasil 70 [persen] dan 30 [persen]. Kami bayangkan kalau 1.000 hektar 30 persen pasti kaya raya,” terang Amran.

Dia juga menyebut bahwa saat ini ada 3 ribu mahasiswa, alumni perguruan tinggi, alumni Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMKPP) atau sederajat yang telah mengikuti pelatihan petani Milenial atau Gen Z.

Dia menargetkan 100.000 mahasiswa akan bergabung dalam program ini sampai 2029, dengan penambahan 25.000 mahasiswa setiap tahunnya.

Jadi, pendekatannya adalah bonus demografi 52 persen. Ini kami tarik untuk menuju Indonesia Emas. Itu pendekatan kami holistik. Pendekatan kami adalah transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern,” ujar Amran.

Amran juga mengklaim bahwa transformasi pertanian tradisional ke modern ini bisa menekan biaya pertanian hingga 50 persen. Sementara itu, dari sisi produktivitas, bisa meningkat hingga 100 persen.