News - Kementerian Perindustrian mencatat optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya enam bulan ke depan menurun di bulan Juli 2024 dibandingkan dengan Juni 2024. Hal tersebut berdasarkan temuan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Juli 2024.
Mereka mencatat angka optimisme sebesar 71,9 persen. Situasi ini tidak berubah dari terakhir kali angka optimisme pengusaha naik yang terekam pada Mei 2024 lalu. Kemudian, sebanyak 22,1 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama enam bulan mendatang. Angka ini meningkat 1,1 poin dibandingkan dengan angka bulan sebelumnya.
Sementara itu, persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan sebesar 6,0 persen, atau kembali meningkat setelah terus menurun sejak bulan Desember tahun lalu.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, menjelaskan, ada beberapa alasan yang membuat pelaku industri pesimis, salah satunya karena pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Masalah itu yang mengerek biaya impor, terutama dari bahan baku.
"Kami mendapat laporan dari industrinya, kenapa pesimisme naik, karena dampak pelemahan nilai tukar rupiah. Beberapa komponen motor itu impor, sehingga hal tersebut meningkatkan biaya pembelian komponen produksi untuk sepeda motor roda dua," ujar Febri di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Secara umum, Febri mengatakan IKI berada pada angka 52,40 (ekspansi) pada Juli 2024. Angka tersebut menurun 0,10 poin dibandingkan dengan bulan Juni 2024 yang sebesar 52,50.
Kemudian, nilai IKI bulan ini juga melambat 0,91 poin dibandingkan dengan nilai IKI Juli tahun lalu yang sebesar 53,31.
"IKI pada juli 2024 bernilai 52,40, itu artinya melambat sebesar 0,10 poin dibandingkan IKI Juni 2024 yang sebesar 52,50," kata Febri.
Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, setidaknya 3 subsektor yang mengalami kontraksi, dengan kontribusi subsektor yang mengalami ekspansi terhadap Produk Domestik Bruto (PD) Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan I-2024 sebesar 93,6 persen. Tiga subsektor yang kinerja industrinya anjlok pada Juli 2024 yakni industri tekstil, industri kertas dan barang dari kertas, serta industri mesin dan perlengkapan YTDL (yang tidak termasuk dalam lainnya).
Apabila dilihat dari variabel pembentuk IKI, pemerintah mencatat perlambatan nilai IKI variabel pesanan baru yaitu sebesar 1,82 poin sehingga nilai IKI pesanan baru mengalami pelambatan menjadi 52,92. Nilai IKI variabel persediaan produk mengalami peningkatan sebesar 0,48 poin menjadi 55,53.
Senada dengan nilai IKI variabel persediaan produk, nilai IKI variabel produksi juga mengalami peningkatan sebesar 2,45 poin, tetapi masih kontraksi tipis di 49,44 dari capaian Juni 2024.
Secara umum, kegiatan usaha industri pengolahan pada Juli 2024 meningkat 1,2 persen. Persentase responden yang menjawab kondisi usahanya meningkat dan stabil, dari 75,4 persen menjadi 76,6 persen.
Akan tetapi, kondisi kegiatan usaha ini lebih rendah dari kondisi bulan Juni tahun lalu yang mencapai 77,4 persen. Febri mengatakan, persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya membaik mengalami penurunan 0,7 persen ke angka 30,7 persen.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
PMI Manufaktur Indonesia Turun ke Level 48,9 pada Agustus 2024
Optimisme Pengusaha Merosot Jelang Pergantian Presiden, Ada Apa?
10 Peran Ilmu Kimia dalam Bidang Energi dan Industri
Menkeu Bakal Investigasi Penyebab Turunnya Angka PMI Manufaktur
Populer
Pengetahuan Vernakular, Sumber Jawaban Persoalan Zaman
Basuki: Jangan Jadikan Proyek Tanggul Laut Raksasa Septic Tank
Tahanan KPK yang Ogah Bayar Pungli Diperlakuan Tak Manusiawi
Obligor BLBI Marimutu Sinivasan Dicegah saat Hendak ke Malaysia
Pemerintah Resmi Izinkan Ekspor Tanaman Kratom
KPK Geledah Rumah Dinas Kakak Cak Imin Terkait Kasus Dana Hibah
ACE Hardware Pamit dari Indonesia, Pastikan Tak Ada PHK
Kisah Kiai Cokro, Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro
Flash News
Bank Asal Jerman Gelontorkan Rp7,7 T untuk Proyek EBT di RI
Laga Indonesia vs Australia, Pendukung Nobar di Luar SUGBK
Pendaftaran di Pilkada Tapteng Ditolak, Masinton Protes ke KPU
Eks Gubernur Jabar Aher Jadi Ketua Timses Syaikhu-Ilham Habibie
KPK: Kasus Korupsi X-Ray Kementan Rugikan Negara Rp82 Miliar
Rapat Baleg Sepakat Tambahkan Frasa RI di Nomenklatur Wantimpres
Suporter Memenuhi Kawasan GBK di Laga Indonesia versus Australia
Suswono Janji Tak Ada Lagi Pemotongan Bantuan ke Warga Jakarta
Rano Ingin Bangun Balai Rakyat untuk Cegah Kenakalan Remaja
Live Streaming Kolombia vs Argentina WCQ 2026 & Jam Tayang TV
Statistik Timnas Indonesia vs Australia WCQ 2026: Belakang Solid
Hasil China vs Arab Saudi WCQ Asia 2026: 3 Poin Hasil Comeback!
Hasil Timnas Indonesia vs Australia: Jaga Peringkat 4 Grup C!
Live Streaming Bahrain vs Jepang WCQ 2026 & Jam Tayang TV
Hasil Hong Kong Open 2024 Hari Ini & Daftar Lolos 16 Besar