News - Seorang ibu bisa merawat sepuluh anak, akan tetapi sepuluh anak belum tentu bisa merawat seorang ibu.

Peribahasa tersebut menyiratkan betapa tangguh seorang ibu dalam membersamai anaknya.

Sayangnya, di negara yang masih kental budaya patriarki seperti Indonesia, stigma negatif masih membayangi para ibu yang berjuang seorang diri dalam mengasuh anak atau disebut ibu tunggal (single mom).

Status janda yang melekat pada ibu tunggal kerap mendapatkan komentar-komentar negatif dari sebagian orang: dicap genit, perusak rumah tangga orang, dikasihani, punya anak yang bermasalah, bahkan tak jarang dijadikan objek candaan.

Tak hanya dari masyarakat umum, stigma dan candaan dengan konotasi negatif tentang single mom juga terlontar dari pejabat publik yang seharusnya memiliki kepekaan, kecerdasan, dan empati yang lebih tinggi.

Pada kontestasi Pilkada 2024 belum lama ini, saat menghadiri deklarasi dukungan dari sebuah organisasi masyarakat, calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Suswono berkelakar soal janda.

Saat itu Suswono tengah membahas soal program Kartu Janda yang akan dipergunakan untuk memberikan bantuan kepada kalangan janda.

Suswono memberi saran agar janda-janda kaya raya menikahi laki-laki pengangguran, sehingga bisa meningkatkan angka kesejahteraan di Jakarta.

Setali tiga uang, Ridwan Kamil, calon gubernur Jakarta yang berpasangan dengan Suswono, melontarkan pernyataan yang menyepelekan janda dalam sebuah agenda kampanye. Pernyataannya lantas viral di media sosial.

“Nanti janda-janda akan disantuni oleh Pak Habiburokhman. Akan diurus lahir batin oleh Bang Ali Lubis. Akan diberi sembako oleh Bang Adnan. Dan, kalau cocok akan dinikahi oleh Bang Ryan,” kata Ridwan.

Usai viral, keduanya pun meminta maaf dan mengaku tidak bermaksud untuk merendahkan pihak mana pun.