News - Jenis persalinan dapat dibedakan berdasarkan metode dan teknik yang digunakan, mulai dari persalinan pervaginam, persalinan spontan, water birth, operasi caesar, VBAC, scheduled induction, lotus birth, ERACS, hypnosis, hingga gentle birth. Masing-masing metode persalinan memiliki manfaat dan risiko masing-masing.

Persalinan pervaginam merupakan salah satu metode yang paling aman. Dilaporkan oleh Cleveland Clinic, persalinan melalui jalan lahir vagina ini menyumbang sekitar 68 persen dari semua kelahiran di Amerika Serikat.

Sebagian besar organisasi medis dan dokter kandungan merekomendasikan persalinan pervaginam, kecuali ada alasan medis yang membuat seseorang melakukan operasi caesar.

Melahirkan normal dengan metode persalinan pervaginam biasanya dilakukan saat kandungan berusia 9 bulan atau sekitar 37–42 minggu. Sementara itu, persalinan yang terjadi lebih awal disebut kelahiran bayi prematur.

Situs resmi Mayo Clinic menjelaskan bahwa proses persalinan normal terbagi atas tiga tahapan.

Pada tahap pertama, ibu hamil akan merasakan serviks melebar serta kontraksi ringan dan tidak teratur. Selain itu, jalur lahir akan mengeluarkan cairan merah bening. Fase ini dapat terjadi beberapa jam hingga hari.

Selanjutnya akan terjadi kondisi yang disebut persalinan aktif. Pada saat itu, serviks ibu hamil melebar 6-10 sentimeter yang diikuti kontraksi alami yang lebih kuat, dekat, dan teratur.

Fase persalinan aktif dapat berlangsung 4-8 jam lebih. Setiap 1 jam dalam fase tersebut, serviks diperkirakan melebar 1 sentimeter.

Tahap kedua kelahiran merupakan masa untuk bayi keluar dari rahim ibu. Penyedia layanan akan meminta ibu untuk mendorong dan menekan bayi setiap terjadi kontraksi. Tahap ini bisa memakan waktu dalam hitungan menit atau jam.

Tahap terakhir kelahiran adalah keluarnya plasenta setelah bayi lahir. Ibu hamil akan merasakan kontraksi ringan dengan frekuensi waktu berdekatan. Penyedia layanan akan menyuruh ibu mendorong lebih lembut. Tahap terakhir kelahiran ini membutuhkan 30 menit hingga 1 jam.