News - Mobil Listrik atau Electric Vehicle (EV) menggunakan baterai sebagai sumber energi utama untuk menggerakkan mesin. Baterai mobil listrik bekerja dengan mengubah energi kimia ke energi listrik, kemudian menjadi energi gerak.

Proses pengisian daya baterai mobil listrik umumnya dilakukan dengan cara menghubungkan baterai ke sumber listrik eksternal, seperti stop kontak rumah atau stasiun pengisian daya khusus.

Arus listrik dari sumber eksternal akan mengalir ke baterai, memicu reaksi kimia yang berlawanan dan menyimpan energi dalam bentuk energi kimia kembali.

Lalu, berapa lama daya tahan baterai mobil listrik? Apa saja jenis-jenis baterai mobil listrik? Simak penjelasan di bawah ini.

6 Jenis-Jenis Baterai Mobil Listrik

Terdapat beberapa jenis baterai mobil listrik yang biasa digunakan oleh pabrikan. Berikut penjelasan masing-masing.

1. Lithium-ion (Li-ion)

Baterai lithium-ion saat ini banyak digunakan dalam elektronik portabel seperti ponsel dan laptop, karena menawarkan energi tinggi dan volume yang relatif kecil dibandingkan sistem penyimpanan energi lainnya. Keunggulan tersebut menjadikannya pilihan utama untuk mobil listrik. Berikut beberapa jenis baterai li-ion yang umum digunakan pada mobil listrik:

  • LFP - Lithium Iron Phosphate (LiFePO4)
  • NCA - Lithium Nickel Cobalt Aluminum Oxide (LiNiCoAlO2)
  • LTO - Lithium Titanate (Li2TiO3)
  • LMO - Lithium Manganese Oxide (LiMn2O4)
  • LCO - Lithium Cobalt Oxide (LiCoO2)
Jenis baterai mobil listrik ini berbobot ringan tetapi menghasilkan daya besar sehingga ideal untuk mobil listrik. Baterai li-ion juga terdiri dari berbagai komponen. Komponen internal ini membantu membentuk fitur dan karakteristik dari li-ion.

Li-ion memiliki empat komponen utama, yaitu katoda, anoda, elektrolit, dan pembatas. Sebagian komponen baterai lithium-ion dapat didaur ulang, meski biaya pemulihannya cukup mahal.

2. Nickel-Metal Hydride (NiMH)

Baterai Nickel-Metal Hydride (NiMH) memanfaatkan hidrogen sebagai media penyimpanan energi. Jenis baterai mobil listrik ini banyak digunakan pada kendaraan listrik hibrida (HEV) karena tidak membutuhkan sumber daya eksternal untuk pengisiannya. Proses pengisiannya bergantung pada kecepatan mesin, pergerakan roda, dan sistem pengereman regeneratif.

Daya tahan baterai mobil listrik jenis ini pada umumnya lebih lama dibandingkan baterai lithium-ion. Selain itu, baterai NiMH lebih mudah didaur ulang karena mengandung sedikit bahan beracun yang mencemari lingkungan.

3. Lead Acid

Baterai SLA (Lead-Acid) merupakan salah satu jenis baterai isi ulang tertua yang masih digunakan hingga saat ini. Dibandingkan dengan baterai lithium dan NiMH, kapasitas baterai mobil listrik jenis ini cenderung lebih rendah dengan bobot lebih besar. Namun, baterai SLA memiliki dua keunggulan utama, yaitu harga yang relatif terjangkau dan tingkat keamanan yang tinggi.