News - Bahan bakar utama yang digunakan di banyak negara, termasuk Indonesia, masih berasal dari fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Jenis bahan bakar yang tidak terbarukan ini biasanya digunakan oleh sektor kendaraan, industri, dan pembangkit listrik.

Namun, cadangan penggunaan energi fosil semakin menipis karena penggunaannya terus meningkat. Di sisi lain, Rizal Pratama dalam jurnal berjudul Efek Rumah Kaca Terhadap Bumi (2019) menjelaskan, bahan bakar fosil menjadi penyebab utama pencemaran pencemaran lingkungan, mencakup pemanasan global dan efek gas rumah kaca yang membahayakan makhluk hidup.

Berkaitan dengan hal tersebut, bahan bakar ramah lingkungan disebut-sebut sebagai solusi alternatif pengganti bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Lantas, apa itu bahan bakar lingkungan? Apa saja contoh bahan bakar ramah lingkungan?

Apa yang Dimaksud Bahan Bakar Ramah Lingkungan?

Mengutip Arifa Tahir, dkk., dalam jurnal Ecofuel Future Prospect and Community Impact (2019), bahan bakar ramah lingkungan adalah energi yang dihasilkan dari sumber daya alami yang dapat diperbarui dan tidak merusak lingkungan. Bahan bakar ramah lingkungan ini misalnya berasal matahari, angin, dan air.

Kinerja umum dari berbagai bahan bakar ramah lingkungan adalah untuk mengurangi penggunaan energi fosil. Dengan demikian, bahan bakar ramah lingkungan diperlukan untuk mengurangi dampak pemanasan global dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Akan tetapi, dampak bahan bakar terhadap lingkungan bergantung pada jenis bahan baku, metode produksi, dan jumlah energi fosil yang digunakan. Meski demikian, sebagian besar produk energi dan bahan bakar ramah lingkungan lebih baik untuk lingkungan daripada produk minyak bumi.

Secara umum, bahan bakar ramah lingkungan berdampak positif pada manusia dalam berbagai aspek, mulai dari dampak sosial dan finansial hingga dampak lingkungan dan kesejahteraan.