News - Dalam membicarakan Majapahit, kita tidak bisa tidak menyebut nama Muhammad Yamin. Dia dikenal sebagai ahli hukum cum politikus nasionalis yang amat gandrung pada sejarah kuno Indonesia, terutama Majapahit. Melalui studinya yang mendalam, Yamin lihai menjadikan sejarah sebagai fondasi nasionalisme Indonesia.

Dialah yang mula menggaungkan Majapahit sebagai “negara nasional” pendahulu Indonesia. Yamin sampai pada simpulan tersebut melalui pembacaan atas kakawin Nagarakertagama alias Desawarnana gubahan Mpu Prapanca. “Negara Nasional” Majapahit itu pun diklaim menguasai seluruh wilayah Kepulauan Nusantara yang sebagian besarnya kini menjadi wilayah Indonesia.

Postulat Yamin itu lama mengendap dalam benak masyarakat Indonesia dan hampir-hampir terpatri sebagai pengetahuan kolektif. Meski demikian, persoalan “negara nasional” Majapahit berikut wilayahnya senantiasa menjadi diskursus di kalangan sejarawan dan arkeolog.

Sebagian dari mereka mengkritik postulat Yamin tersebut sebagai klaim yang berlebihan. Arkeolog Hasan Djafar dalam Masa Akhir Majapahit: Girindrawarddhana dan Masalahnya (2009), misalnya, menolak mentah-mentah konsep “penguasaan” Majapahit atas Nusantara.

Hasan berpendapat bahwa wilayah Majapahit tidaklah meliputi seluruh Kepulauan Nusantara. Hubungan Majapahit dengan wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa yang disebut dalam Nagarakertagamapun kurang tepat jika disebut hubungan negara pusat dan vasal. Alih-alih, menurutnya, hubungan Majapahit dan daerah-daerah di Nusantara lebih tepat dipandang sebagai mitreka satata atau “mitra sejajar”.

Tanda tanya besar soal penguasaan atau kontrol Majapahit atas suatu wilayah dapat kita lihat contohnya di Indonesia bagian timur.

Dalam Nagarakertagama, Mpu Prapanca telah merinci daerah-daerah yang punya hubungan politik dengan Majapahit. Th.G.T. Pigeaud dalam Java in the Fourteenth Century: A Study in Cultural History The Nāgara Kŗtāgama by Rakawi Prapañca of Majapahit, 1365 A.D. (1960-63) berhasil mengidentifikasi beberapa nama daerah tersebut yang kemungkinan besar berlokasi di Indonesia bagian timur.

Meski demikian, jejak fisik pengaruh politik atau budaya Majapahit sangatlah langka di daerah timur Indonesia. Untunglah, para arkeolog tak berhenti mencari dan meneliti sehingga misterinya perlahan tersingkap.

Beberapa penelitian arkeologis mutakhir akhirnya berhasil membuka tabir “persembunyian” artefak-artefak yang diduga berasal dari masa Majapahit.