News - Jejak karbon merupakan istilah yang sering disinggung ketika seseorang membicarakan tentang pencemaran lingkungan. Mengidentifikasi contoh jejak karbon dan mengetahui penyebabnya penting dilakukan sebagai fondasi dasar mencari cara yang tepat untuk mengatasinya.
Saat membahas jejak karbon, ada sederet pertanyaan yang muncul. Di antaranya termasuk mengenai pengertian jejak karbon, cara mengurangi, serta faktor penyumbang terbesarnya.
Dengan memahami faktor penyumbang jumlah jejak karbon, kita bisa menerapkan solusi mengatasinya secara efisien. Oleh karena itulah artikel ini akan membahas secara lengkap terkait penyebab jejak karbon, contoh, dan cara menguranginya.
Apa yang Dimaksud dengan Jejak Karbon atau Carbon Footprint?
Jejak karbon atau carbon footprint adalah total emisi gas rumah kaca yang disebabkan secara langsung dan tidak langsung oleh individu, organisasi, peristiwa, atau produk. Hal ini menjadi salah satu penyebab pemanasan global. Semakin tinggi jejak karbon, kian berat pula beban yang ditimbulkan terhadap lingkungan.
The Nature Conservancy mencatat, secara global, jejak karbon rata-rata setiap individu mendekati 4 ton. Untuk mendapatkan peluang terbaik dalam menghindari kenaikan suhu global sebesar 2°C, rata-rata jejak karbon global per tahun harus turun menjadi di bawah 2 ton hingga 2050.
Center for Sustainable Systems University of Michigan menyebut, jejak karbon dapat dihitung dengan menjumlahkan emisi yang dihasilkan dari setiap tahap masa pakai produk atau jasa. Itu termasuk produksi bahan, manufaktur, penggunaan, dan masa pakainya.
Selama masa pakai produk, gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan dinitrogen oksida (N₂O), akan terus diproduksi. Perbedaan dalam perangkap panas diperhitungkan oleh potensi pemanasan global dari setiap gas yang menghasilkan jejak karbon dalam satuan massa karbon dioksida ekuivalen (CO₂e).
Faktor Penyebab Jejak Karbon dan Contohnya
Faktor penyebab jejak karbon utama adalah sejumlah aktivitas sehari-hari yang dilakukan dalam jangka panjang baik itu oleh individu atau kelompok seperti perusahaan. Dikutip dari Conservation International dan sumber lainnya, berikut beberapa faktor penyebab jejak karbon.
1. Deforestasi
Tindakan deforestasi seperti penggundulan hutan untuk pertanian, permukiman, dan industri, akan mengurangi jumlah pohon yang menyerap CO2. Itu juga berdampak pada pelepasan karbon yang tersimpan di dalam pohon.2. Industri
Salah satu faktor penyumbang jumlah jejak karbon yang sangat tinggi adalah industri, seperti pabrik semen dan baja. Bidang industri menghasilkan emisi CO2 yang sangat besar dan berdampak pada lingkungan.3. Energi tidak terbarukan
Penggunaan energi dari sumber fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas alam, menghasilkan emisi karbon yang amat tinggi. Ini juga termasuk produksi baterai kendaraan listrik yang diklaim ramah lingkungan dalam penggunaannya. Sebab, dalam prosesnya, produksi baterai tetap menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk emisi CO2.4. Ukuran keluarga
Semakin banyak jumlah keluarga, semakin tinggi pula menyumbangkan jejak karbon di muka bumi. Setiap anak menambahkan rata-rata 58 ton CO2 per tahun.5. Transportasi
Mobil dan pesawat termasuk sebagai salah satu faktor penyebab jejak karbon yang cukup signifikan. Memiliki dan mengendarai mobil secara teratur menambahkan rata-rata 2,4 ton CO2-ekuivalen jejak karbon tahunan. Sementara itu, satu penerbangan transatlantik menambahkan 1,6 ton jumlah jejak karbon.6. Pemanas dan pendingin ruangan
Memanaskan dan mendinginkan rumah secara teratur menambah sekitar 1,5 ton CO2 jejak karbon tahunan. Hal ini dikarenakan sebagian besar rumah yang memakai pemanas dan pendingin ruangan, misalnya Air Conditioner (AC), masih menggunakan sumber energi kotor, seperti batu bara dan gas.7. Makanan
Makan daging menambahkan sekitar 0,8 ton jejak karbon tahunan. Hal ini tidak terlalu berkaitan dengan emisi yang dihasilkan secara langsung oleh hewan itu sendiri dan lebih berkaitan dengan energi yang dibutuhkan untuk menanam dan memanen tanaman yang menjadi makanan ternak.Daging sapi membutuhkan lebih banyak pakan, air, dan lahan, daripada ayam. Itu menyumbang tambahan 880 pon CO2-e jejak karbon yang dikeluarkan per tahun.
8. Mencuci pakaian
Proses mencuci dan mengeringkan pakaian menambah sekitar 0,46 ton CO2 selama setahun. 0,25 ton jejak karbon dihasilkan oleh mesin pemanas air untuk siklus pencucian dan 0,21 ton lainnya berasal dari proses mengeringkan pakaian.Cara Mengatasi dan Mengurangi Jejak Karbon
Dampak jejak karbon yang paling terasa adalah pemanasan global, yang kemudian menimbulkan banyak bencana bagi umat manusia, seperti kekeringan, kenaikan permukaan laut, kerusakan ekosistem, dan kualitas udara buruk.
Mengatasi dan mengurangi jejak karbon dapat dimulai dengan mengubah kebiasaan sehari-hari, seperti mengurangi konsumsi daging dan menghindari tindakan membuang-buang makanan. Kita juga bisa mencoba berjalan kaki ke tempat yang jaraknya terjangkau, alih-alih menggunakan transportasi pribadi, seperti mobil dan motor.
Selain itu, mulai biasakan diri untuk hemat energi, menggunakan mesin atau alat elektronik seperlunya. Terapkan prinsip reduce, reuse, dan recycle. Hal lain yang tidak penting dan mendesak adalah beralih ke sumber energi bersih.
Cara mengurangi jejak karbon juga bisa dilakukan dengan menuntut pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada industri bersumber energi fosil, juga pengerukan tambang berlebihan.
Terkini Lainnya
Apa yang Dimaksud dengan Jejak Karbon atau Carbon Footprint?
Faktor Penyebab Jejak Karbon dan Contohnya
1. Deforestasi
2. Industri
3. Energi tidak terbarukan
4. Ukuran keluarga
5. Transportasi
6. Pemanas dan pendingin ruangan
7. Makanan
8. Mencuci pakaian
Cara Mengatasi dan Mengurangi Jejak Karbon
Artikel Terkait
Tak Cuma bagi Lansia, Gelombang Panas juga Mematikan bagi Pemuda
Terima Sertifikasi CarbonNeutral, Mowilex Unggul di Indonesia
Dirut Bank Mandiri: Indonesia Berperan Vital dalam Iklim Global
Perbedaan Carbon Neutral vs Net Zero Carbon, Lebih Baik Mana?
Populer
Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi
Efek Negatif Bila Libur Panjang Sekolah Selama Ramadan Disahkan
Bung Towel Diancam Disiram Air Keras dan Anaknya Mau Diculik
Alasan LLDikti IV Jatuhkan Sanksi Berat ke Stikom Bandung
Mengenal Ndalem Pangeran Keraton Kasunanan Surakarta
Pemicu Ratusan Pegawai Kemendikti Saintek Demo Menteri Satryo
Korban Investasi Bodong di Jakbar Rugi Rp10-20 Juta per Orang
Menjajal Ojek Online Zendo Milik Muhammadiyah di Yogyakarta
Flash News
Kemendikdasmen Hapus Istilah Ujian dalam Pelaksanaan UN
Bima Arya: Pergub Poligami ASN DKJ Memperketat Proses Perceraian
Nusron Benarkan Pagar Laut Banten Memiliki Sertifikat HGB & SHM
Batu Besar Menimpa Tempat Meditasi di Klungkung, 4 Orang Tewas
Mendikdasmen: Tak Ada Lagi Zonasi & Ujian, Diganti Kata Lain
Ditjen Imigrasi akan Periksa WN Cina Selipkan Uang di Paspor
Trump akan Izinkan TikTok Beroperasi Lewat Perintah Eksekutif
Trump Wacanakan Relokasi Sementara Warga Jalur Gaza ke Indonesia
Pergub 2/2025 Lindungi Keluarga ASN Lewat Aturan Nikah & Cerai
Bantuan Mulai Masuk ke Gaza usai Gencatan Senjata Disepakati
TNI Lanjut Pembongkaran Pagar Laut Meski KKP Minta Penundaan
Polemik Pagar Laut Bekasi: DKP Jabar Ditegur, Swasta Kena Sanksi
Bung Towel Diancam Disiram Air Keras dan Anaknya Mau Diculik
Israel Terus Bombardir Gaza, Tuduh Hamas Belum Serahkan Sandera
Menteri KKP: Pagar Laut Jangan Dibongkar Dulu, Itu Barang Bukti