News - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan militer Israel untuk menahan gencatan senjata di Gaza yang seharusnya mulai efektif Minggu (19/1/2025). Hari ini, pukul 8.30 pagi tadi, Netanyahu menuding Hamas belum mengeluarkan nama-nama para sandera yang akan dibebaskan.
"Perdana Menteri menginstruksikan IDF bahwa gencatan senjata, yang seharusnya mulai berlaku pada pukul 8.30 pagi, tidak akan dimulai sampai Israel memiliki daftar nama-nama sandera yang dibebaskan yang telah dijanjikan oleh Hamas," kata Juru Bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari.
Dilansir dari Al Arabiya, Israel menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk melanjutkan perang di Gaza dengan dukungan Amerika Serikat apabila gencatan senjata tahap kedua terbukti tidak ada gunanya.
Hal ini ditegaskan Benjamin Netanyahu dalam pernyataan pertamanya sejak kesepakatan gencatan senjata Hamas-Israel diputuskan.
Netanyahu menggertak Hamas dengan mengatakan perang akan dilanjutkan 'dengan keras'. Kata dia dalam keterangannya, kemarin.
"Jika kami dipaksa melanjutkan perang, kami akan melakukannya dengan keras," ucap Netanyahu.
Tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata selama 42 hari antara Hamas dan Israel seharusnya dimulai pada pukul 8.30 pagi hari Minggu atau jam 13.30 WIB. Kedua belah pihak telah mengisyaratkan bahwa pertukaran sandera akan dilakukan setelah pukul 16:00 waktu setempat.
Berdasarkan kesepakatan dalam perundingan Hamas dan Israel, yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, gencatan senjata di Gaza seharusnya dimulai simbolis dengan penyerahan tiga sandera warga Israel. Imbalannya, pembebasan kelompok pertama para tahanan Palestina dari penjara-penjara.
Mulanya, pihak Hamas mengatakan ada 'persoalan teknis' yang menyebabkan nama ketiga sandera belum diserahkan kepda Israel.
Namun, kantor berita Al Jazeera teranyar melaporkan bahwa Hamas telah menyerahkan kepada mediator tiga nama tahanan Israel yang akan dibebaskan.
Hamas telah merilis nama-nama tiga tawanan Israel yang akan dibebaskan pada hari pertama pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, kata mereka, dalam sebuah posting di Telegram.
Langkah ini berpotensi membuka jalan bagi gencatan senjata untuk dimulai setelah penundaan selama beberapa jam.
Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Hamas - Brigade Qassam, mengatakan, "sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan, kami memutuskan untuk membebaskan hari ini: Romi Gonen, 24 tahun, Emily Damari, 28 tahun, dan Doron Shtanbar Khair, 31 tahun."
Sajak kesepakatan gencatan senjata diumumkan, total warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel meningkat menjadi 10 orang. Hal ini disampaikan juru bicara Pertahanan Sipil Gaza.
Rinciannya, enam orang tewas di Kota Gaza, tiga di Gaza utara dan satu di Rafah, dengan lebih dari 25 orang terluka.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 46.899 warga Palestina dan melukai 110.725 lainnya sejak 7 Oktober 2023. Sementara itu, sebanyak 1.139 orang terbunuh di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada hari itu dan lebih dari 200 orang ditawan.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Hamas Rilis Nama 3 Sandera yang akan Dibebaskan Hari Ini
Prabowo Ajak Pemimpin Dunia Dukung & Bantu Pembangunan Gaza
Trump Usul Agar Warga Gaza Direlokasi ke Mesir dan Yordania
MUI Cium Ide Buruk Wacana Trump Relokasi Warga Gaza ke Indonesia
Populer
Kisah Pemanfaatan Panas Bumi & Semangat Warga Kamojang
Polri Ungkap Modus Pemasangan Pagar Laut di Bekasi
24 Kepala Daerah Terpilih Absen Tes Kesehatan Sebelum Pelantikan
KPK Segera Ambil Tindakan Tegas ke Wali Kota Semarang
Pendiri Startup Kecilin Masih Hilang di Sekitar Pantai Bantul
Kisah Hilangnya Michael Rockefeller di Tanah Papua
BEM UI & BEM SI akan Demo Tolak Pemangkasan Anggaran Hari Ini
Dua Penyidik Polda Sumut Peras Kepala Sekolah di Nias
Flash News
Nusron Bakal Berhentikan Pegawai BPN Bekasi di Kasus Pagar Laut
Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pembunuhan Lansia di Bekasi
KPK Panggil Kembali Hasto Kristiyanto sebagai Tersangka Kamis
Jawaban Aplikator Transportasi Daring Terkait Tuntutan THR Ojol
AMPHURI Minta Pemerintah Tak Legalkan Umrah Mandiri
Eks Pengacara Anak Bos Prodia akan Jalani Pemeriksaan Hari Ini
Mahasiswa di Bandung Tolak Efisiensi Anggaran: Menuju Kemunduran
RUU Minerba Sepakat Dibawa ke Paripurna untuk Jadi UU Besok
Partai Buruh Buka Peluang Dukung Prabowo di Pilpres 2029
Istana Respons Aksi Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Pedemo MBG
KPK Jadwalkan Pemeriksaan Hasto Sebagai Tersangka Pekan Ini
Polisi Tindak 100 Travel Gelap Selama Operasi Keselamatan Jaya
Zarof Ricar Minta Dibebaskan dari Kasus Suap & Gratifikasi
Imigrasi Tangkap 3 WN Pakistan karena Pakai Dokumen Palsu