News - Israel dikabarkan menyerang Provinsi Homs dan Hama di wilayah Syria pada Kamis (10/10/2024). Kabar tersebut disampaikan oleh salah satu kantor berita Suriah, SANA.

"Sekitar pukul 01.00 pagi, Israel melancarkan serangan udara... yang menargetkan sebuah pabrik perakitan mobil di kawasan industri Hassia di Provinsi Homs" dan sebuah posisi militer di Hama," kata kantor berita negara, SANA, mengutip sumber militer, sebagaimana dinukil dari VOA Indonesia, Kamis (10/10/2024).

Hassia terletak sekitar 80 kilometer di sebelah selatan Kota Hama. Informasi yang dirilis menyatakan, serangan merusak sejumlah fasilitas yang tidak hanya pabrik, melainkan juga pasokan medis dan bantuan. Mereka melaporkan pasokan medis dan bantuan tersebut terbakar dan berhasil dipadamkan petugas pemadam kebakaran setempat.

Organisasi Pengawas HAM Suriah yang berbasis di Inggris melaporkan, sebuah pabrik mobil Iran di Hassia menjadi sasaran langsung Israel sementara serangan di Provinsi Hama menargetkan daerah yang menjadi markas pertahanan udara dan pasukan pemerintah.

Sejak perang saudara Suriah meletus pada 2011 lalu, Israel menyerang Suriah ratusan kali. Mereka kerap menarget polisi militer dan kelompok militan yang pro-Iran, salah satunya Hizbullah.

Di momen terpisah, Presiden AS, Joe Biden, berbicara via telepon dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Rabu (9/10/2024) di saat Israel melanjutkan operasi militer ke Gaza dan Lebanon. Wakil Presiden AS sekaligus Calon Presiden AS dari Partai Republik, Kamala Harris, disebut ikut hadir dalam perbincangan tersebut.

Dalam perbincangan tersebut, Biden menyatakan penolakan AS terhadap rencana Israel untuk membalas serangan Iran pada 1 Oktober 2024 lalu ke situs nuklir Iran.

Di sisi lain, sedikitnya 18 orang tewas akibat serangan Israel pada Selasa (8/10/2024) malam di Gaza utara dan tengah. Pada Rabu (9/10/2024), militer Israel mengeklaim menyerang Gaza lewat udara dan darat yang menarget militan Hamas.

Gempuran dan perintah evakuasi Israel yang berulang telah membuat warga sipil Palestina tidak memiliki tempat untuk mengungsi, kata PBB. Philippe Lazzarini, kepala Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) di platform media sosial X menulis bahwa sedikitnya 400.000 orang terjebak di Gaza utara.