News - Baca bagian sebelumnya di sini.
Cerita di balik kemuliaan sebuah berlian kerap sama sekali tidak indah. Dalam beberapa kasus bahkan terkait dengan darah dan konflik yang akut. Itulah yang terjadi di, misalnya, Angola, Sierra Leone, dan Liberia. Dari kasus-kasus tersebut muncullah istilah blood diamond atau 'intan berdarah', juga conflict diamond atau 'intan konflik'.
Istilah tersebut kembali mengemuka seiring dengan invasi Rusia ke Ukraina.
Ada pula istilah lain yang terkait, yaituKimberley Process. Ini adalah suatu inisiatif yang dimulai sejak 2003, disokong oleh mandat dari PBB, untuk meregulasi perdagangan intan secara global. Konflik-konflik sipil di Afrika yang dibiayai oleh perdagangan gelap intan menjadi latar belakang dimulainya gerakan ini.
Kimberley Process diikuti oleh 59 peserta—terdiri dari pemerintah, organisasi ekonomi regional, bahkan asosiasi sipil—yang mewakili total sampai 85 negara. Mereka berusaha memastikan agar intan yang beredar di dunia bukanlah intan konflik.
Setiap bongkahan intan yang akan berpindah melintasi batas negara wajib dibekali dengan sertifikat yang menyatakannya terbebas dari konflik. Sertifikat bisa diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan logistik yang diberi izin oleh pemerintah anggota Kimberley. Dengan dokumen tersebut, legalitas transaksi intan dapat dijamin. Baik pihak penjual maupun konsumen bisa tenang karena merasa produknya sudah ditambang dengan etis dan bermoral.
Terkini Lainnya
Gagal Diubah
Artikel Terkait
Update Rusia-Ukraina: Benarkah Trump Minta Putin Stop Perang?
Presiden Zelenskyy: Ukraina Terlibat Perang dengan Tentara Korut
Kenapa Rusia Denda Google 20 Desiliun Dolar AS, Bikin Bangkrut?
Tidak Benar Uang Kertas Resmi BRICS Memuat Bendera Indonesia
Populer
Grab Siap Beri Data Mitra Pengemudinya untuk Didata Pemerintah
Usaha Panjang Untuk Menjaga Sang Ibu Lautan
Kronologi Kasus Penembakan Terduga Begal di Lampung Versi Polisi
Dedi-Erwan Raih Suara Terbanyak di Pilkada Jawa Barat 2024
Respons Polri soal 6 Perwira Terlibat Kasus Sambo Naik Pangkat
Fenomena Parpol Berebut Jokowi: Antara Kepentingan dan Ketakutan
Panglima TNI Angkat Letjen M. Fadjar Jadi Pangkostrad
Hujan Pungutan di 2025: Kredit Terancam, Rakyat Makan Tabungan
Flash News
Dedi-Erwan Raih Suara Terbanyak di Pilkada Jawa Barat 2024
Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang Resmi Jadi Tersangka
Polisi Penembak Siswa SMK Ajukan Banding atas Pemecatannya
Mahkamah Agung: 11 Satuan Kerja Belum Penuhi Syarat Antisuap
Sudirman Said: Munas PMI Tandingan versi Agung Laksono Ilegal
Dishub Bali Memprediksi 2,7 Juta Turis Masuk Bali saat Nataru
Warga Kolong Tol di DKJ Wajib Bayar Sewa Rusun Mulai Bulan ke-7
Respons Polri soal 6 Perwira Terlibat Kasus Sambo Naik Pangkat
Panglima TNI Angkat Letjen M. Fadjar Jadi Pangkostrad
Keluarga Korban Hadir Sidang Etik Penembak Siswa SMK di Semarang
Polisi Periksa Ibu MAS Terkait Peristiwa Pembunuhan Lebak Bulus
Eks Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Dituntut 6 Tahun 4 Bulan Penjara
PPP akan Gelar Mukernas 13-15 Desember 2024 di Ancol
Lalu Lintas selama Libur Nataru 2024/2025 Diatur Melalui SKB
Agung Laksono akan Bawa Hasil Munas PMI Tandingan ke Kemenkumham