News - Tulisan Wilujeung Sumping di Kampung Cireundeu dilengkapi dengan aksara hanacaraka akan menyambut setiap wisatawan yang tiba di gerbang Kampung Adat Cireundeu, Kota Cimahi, Jawa Barat.

Di sana terdapat peta sederhana berlatar hitam dengan ikon khas seperti gunung menunjukkan rute jalan menuju berbagai destinasi di kampung adat tersebut. Tak luput pula dari pandangan sebuah monumen Meriam Sapu Jagat yang menjadi simbol kebanggaan masyarakat sebagai Satria Pengawal Bumi Parahyangan.

Berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut, Kampung Cireundeu menawarkan pemandangan asri dan udara sejuk. Nama kampung ini diambil dari pohon reundeu, tanaman herbal yang banyak tumbuh di kawasan tersebut.

Berdiri sejak 1700-an, kampung ini membentang seluas 64 hektare. Sebagian besar areanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk bertani dan dirawat menjadi hutan adat, dengan luas total 60 hektare. Hutan rimbun tersebut berfungsi menampung air alami bagi penduduk yang berjumlah sekitar 1.200 jiwa.

Cireundeu tidak hanya memikat dengan keindahan alamnya, tetapi juga melalui tradisi uniknya. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah konsumsi rasi, nasi berbahan dasar singkong yang telah menjadi makanan pokok masyarakat sejak 1924.