News - Ignas Kleden berangkat menuju Tuhan. Filsuf dan sosiolog ini meninggalkan warisan berupa ratusan, mungkin ribuan, tulisan sejak 1970-an yang memperlihatkan keluasan bacaan dan ketajaman telaah yang dipayungi integritas kecendekiawanan.

Semua kualitas itu dibangun dari belia. Perihal bacaan, pria kelahiran 19 Mei 1948 itu akrab dengan khazanah literatur dunia sejak remaja. Saat kelas 2 SMA di seminari, Ignas menyimak kumpulan tulisan John F Kennedy, Profiles in Courage. Ia juga membaca hal-hal terkait presiden ke-16 Amerika Serikat, Abraham Lincoln. Bahkan, ia hafal salah satu pidatonya, Gettysburg Adress.

Untuk urusan menulis, sebulan sekali, ia dan teman-temannya menerima tugas composition dari guru bahasa Inggris. Panjangnya dua halaman buku tulis. Bahan dicomot dari karya sastra yang mereka baca, lalu dituliskan kembali.

Pada pertengahan 1960-an itu, Ignas tinggal di Flores Timur, NTT, dan belajar di seminari menengah Ledalero. Di seminari, sekolah calon rohaniawan Katolik itu, bahasa asing wajib dipelajari, yakni bahasa Inggris, Jerman, dan, terutama bahasa Latin.

"Tidak ada pelajaran lain yang diberi enam jam pelajaran setiap minggu seperti bahasa Latin dan ini masih ditambah dengan pekerjaan rumah setiap hari," kenangnya dalam esai "Sastra Indonesia dan Saya" (Horison, XXXVI/9/2002).

Ketika di SMA, ia mulai meminati kesusastraan Indonesia. Guru bahasa Indonesia membawa buku Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai karya HB Jassin. Dari buku itu, ia tergerak mencari karya Pramoedya Ananta Toer, Chairil Anwar, Asrul Sani, Idrus, Hamka, dan sejumlah nama lain.

Masuk seminari tinggi, bacaannya kian jembar. Ia menyimak biografi para santo dan menerjemahkan karya-karya teologi untuk penerbit Nusa Indah, Ende. Pun mulai mengirim tulisan ke majalah-majalah di Jawa, seperti Basis dan Budaja Djaja.

"Semenjak di Flores, saya mempunyai hubungan surat-menyurat dengan Ajip Rosidi, yang menerbitkan beberapa esai saya di majalah Budaja Djaja dan saya merasa amat bahagia ketika sebuah esai pendek saya bahkan dijadikan tajuk utama majalah tersebut," tulisnya.