News - Biru adalah warna surga. Di dunia kuno, warna itu begitu berharga karena ia melambangkan dua ketidakterbatasan yang mengungkung manusia, laut dan langit. Siapa saja yang bisa merengkuh biru akan menggapai jagat yang setara dengan para dewa.
Namun, tidak ada yang tahu bagaimana caranya mendapatkan warna biru dari alam. Laut ternyata berwarna transparan jika didekati, dan tidak ada satu pun manusia bisa mencukil langit. Biru juga tidak bisa didapatkan dari sekadar memeras tanaman, menggiling serangga, atau menumbuk tanah seperti warna-warna lain.
Penduduk wilayah Mesopotamia kemudian menemukan satu daerah di mana surga lumer ke bumi dan tintanya mewarnai pegunungan dengan bercak biru. Para raja lokal segera membasuh takhta mereka dengan bercak tersebut.
Pigmen biru itu mewarnai topeng peti Firaun Tutankhamun, cap segel Asiria, dan patung banteng penjaga makam Ur. Artefak-artefak tersebut berumur ratusan, bahkan ribuan tahun sebelum Masehi.
Mereka menamai bercak biru tersebut sebagai lajvard, lazuward, lazuardi. Surga di Bumi.
Terkini Lainnya
Orang-Orang yang Berdagang Surga
Biru di Kanvas, Biru di Tembikar
Ketika Prusia Membunuh Nirwana
Artikel Terkait
Pembantaian Amboina, Luka Sejarah Perdagangan Rempah
Titik Nol Peradaban Hindu-Buddha di Pesisir Jawa Tengah
Suku Moken, Gipsi Laut Terakhir di Asia Tenggara yang Terdesak
Terusir dari Surabaya, Tante Lien Pindah ke Den Haag yang Malang
Populer
Kans 2 Jenderal Maju Pilgub Jateng & Rematch Jokowi vs Megawati
MA Tolak Kasasi KPK, Rumah Istri Rafael Alun Dikembalikan
Jokowi Mengaku Tidak Tahu Sosok Bandar Judi Online Inisial T
Hoaks, KLB Polio Disebabkan Vaksin Polio Tipe-2
Menilik Strategi Pj Gubernur Heru Budi Tangani Banjir di Jakarta
28 Tahun Kudatuli: Intervensi Penguasa yang Melahirkan Tragedi
Membayangkan Sayur Asem dan Kerupuk Aci dari New York
Delegasi Bank Dunia Temui Jokowi Bahas Pembiayaan IKN