News - Pada Kamis (12/12/2024) hari ini, sebagian masyarakat Indonesia berlomba-lomba memburu barang murah. Sedari dini hari mereka memelototi kanal pedagang daring yang menjual barang-barang dengan potongan harga dan bebas biaya kirim.

Itulah yang ramai disebut Hari Belanja Online Nasional alias Harbolnas. Saban tahun Harbolnas digelar pada tanggal 12 Desember, dengan nama populer “12.12”. Acara besar ini selalu riuh oleh aktivitas perniagaan, terutama para pembeli yang beradu cepat dengan tenggat dan pembeli lain.

Harbolnas merupakan perayaan belanja daring yang belakangan menjadi keniscayaan tatkala teknologi kian meringkas jarak. Cukup jemari yang bergerak untuk melakukan transaksi dan interaksi penjual-pembeli diwakili angka dan teks yang terpampang di layar gawai.

Aman, nyaman, dan bisa dilakukan kapan saja—konon itulah tujuan yang hendak disampaikan kepada masyarakat lewat Harbolnas. Dalam konteks kepraktisan, pasar semacam ini bisa jadi adalah pilihan ideal di tengah masyarakat yang kian sibuk atau semakin menghendaki kemudahan. Namun di sisi lain, fenomena ini juga menegaskan bahwa secara sosial teknologi justru melebarkan jarak antarmanusia.

Pertemuan fisik yang memungkinkan untuk saling sapa, saling tawar, dan kemesraan sosial lainnya tak mudah dihadirkan oleh pasar yang meringkus perjumpaan. “Ada yang berubah, ada yang bertahan, karena zaman tak bisa dilawan,” kata Chairil Anwar.

Dengan mengambil contoh dari pasar di Jawa tempo dulu, kita bisa sedikit menggeledah: apa saja yang berubah dan apa saja yang bertahan dari pasar yang terus-menerus bergerak seiring masa.