News - Terpidana kasus korupsi pembangunan jalan di Kabupaten Bengkalis, Firjan Taufan, mengungkapkan kerap menyelundupkan handphone dengan diselipkan di makanan yang dikirimkan ke rumah tahanan (rutan) Pomdam Guntur, Jakarta.
"(Handphone-nya) dimasukin ke barang makanan juga," kata Taufan saat menjadi saksi kasus dugaan pungutan liar (pungli) di rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di ruang sidang Tipikor, Senin (9/9/2024).
Taufan mengatakan, handphone tersebut dikirimkan oleh Henry Petrus, yang merupakan adik dari terpidana, Yoory Corneles, kasus korupsi pengadaan lahan untuk rumah DP Rp0.
Yoory bertugas sebagai 'korting' yang mengumpulkan uang pungli dari tahanan lainnya. Dia juga memerintahkan kepada Petrus untuk meminjam rekening orang lain untuk memgumpulkan uang pungli.
Taufan yang saat itu bertugas sebagai asisten Yoory, meminta kepada para tahanan untuk mengirimkan uang ke rekening yang telah disediakan oleh Petrus.
Setelahnya, Petrus akan menghubungi Taufan dan mengkonfirmasikan nama pengirim uang jika sudah masuk ke rekening tersebut.
Kemudian, Taufan menyebut setiap tahanan yang telah membayarkan uang 'iuran bulanan' akan diberikan fasilitas berupa handphone.
Handphone tersebut, kata Taufan, diselipkan didalam makanan kemudian dikirimkan ke rutan Pomdam Guntur oleh Petrus.
Kemudian, Taufan mengatakan makanan yang telah diselipkan handphone didalamnya tersebut, diloloskan oleh petugas rutan KPK.
"Ada petugas didepan bu," ujarnya.
Lebih lanjut, Taufan mengaku bahwa petugas yang kerap meloloskan handphone kiriman Petrus tersebut, tidak masuk dalam daftar 15 terdakwa dalam kasus ini.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Tahanan Rutan KPK Bayar Pungli Sebelum Tanggal 10 Setiap Bulan
Doddy Reza Diisolasi 16 Hari karena Tak Bayar Pungli Rutan KPK
Istri Tahanan Mengaku Diperas Petugas Rutan KPK, Total Rp91 Juta
Rekeningnya Jadi Penampungan Pungli, Saksi: Dikasih Rp100 Ribu
Populer
Mahasiswi Untar Diduga Bunuh Diri Loncat dari Gedung Kampus
Kapolres Boyolali Meninggal Dunia usai Alami Kecelakaan
Potret Buram Kondisi Pertanian & Pekerja Tani di Indonesia
Dharma Sebut Pandemi COVID Agenda Asing: Kenapa Bukan Taufik?
Pramono Sebut Jabar Belum Ramah Disabilitas, RK: Saya Minta Maaf
MenPAN-RB Ungkap Update Terbaru Nasib Gaji Tunggal PNS
Srimul: 11 Juta Lapangan Kerja Tercipta di Tengah Isu Banyak PHK
Dharma Akui Jadi Bos BSSN Berkat Pramono & Dukung Jadi Presiden
Flash News
Istana Bantah Jokowi Tak Menyalami Try Sutrisno saat HUT TNI
Kemenag Pastikan KUA Tolak Melayani Pernikahan di Bawah Umur
Pramono Janjikan Warga Kedoya Jaminan Kampungnya Tak Digusur
Dasco Ungkap akan Ada Badan Aspirasi Rakyat di DPR RI
Kemenag Belum Diajak Bicara soal Pembentukan Kementerian Haji
Kemenag Pilih Tak Intervensi Pesantren soal Kasus Kekerasan
Hakim PN Semarang Tak Ikut Cuti Bersama Perjuangkan Hak
Gerindra Pastikan Keppres Pemindahan IKN akan Diteken Prabowo
Kemenag akan Gelar Religion Festival di Jiexpo pada 9 Oktober
Minus Rumah Dinas, Tunjangan Anggota DPR Bisa di Atas Rp70 Juta
Program Jaringan Asmara ala Pramono demi Tampung Aspirasi Warga
Soal Kartu Kamu ala RK, Pramono: Sudah Terlalu Banyak Banget
DPR Mengeluh Rumah Dinas Kerap Kemasukan Tikus dan Atap Bocor
Rumah Dinas DPR di Kalibata Masih Dapat Perawatan & Layak Huni
Orang Dekat Gubernur Kalimantan Selatan Diduga Ikut Kena OTT KPK