News - “Ketika kuliah, saya pernah berpikir bahwa internet adalah sesuatu yang menakjubkan karena Anda dapat memperoleh apapun yang diinginkan. Anda dapat membaca berita, mengunduh musik, menonton film, mencari informasi melalui Google, dan memperoleh bahan rujukan dari Wikipedia," terang Mark Zuckerberg dalam acara Die Welt/Welt am Sonntag yang digelar pada 2016 lalu.

"Sayangnya," lanjut Zuckerberg, "hal terpenting bagi kehidupan manusia, yakni orang lain, tidak ada di dunia internet."

Ketika Zuckerberg berstatus mahasiswa baru di Harvard University, dunia world wide web (www) masih terlalu statis, kaku, yang tak memungkinkan interaksi antarpengguna. Karena tak ingin internet hanya digunakan untuk bermacam kegiatan statis, maka Zuckerberg melahirkan Facebook. Sebelumnya dia berhasil menciptakan Synapse (aplikasi sugesti musik), Course Match (aplikasi yang membantu mahasiswa menentukan kelas yang akan dipilih), Six Degrees to Harry Lewis (aplikasi penghormatan pada Prof. Harry Lewis), dan FaceMash.

Facebook sukses besar. Namun, karena persaingan di dunia teknologi sangat sengit, seperti Friendster yang terhempas oleh MySpace dan MySpace hancur lebur oleh Facebook, sebagaimana dituturkan Steven Levy dalam Facebook: The Inside Story (2020), Zuckerberg takut nasib yang menimpa Friendster dan MySpace juga dialami Facebook.