News - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Hendrik Halomoan Sitompul, mengaku prihatin karena Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sumber daya alam dari sektor migas mengalami penurunan. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PNBP tercatat sebesar Rp117 triliun, terdiri dari PNBP minyak bumi Rp89,92 triliun dan PNBP gas Rp27,07 triliun.
Angka itu lebih tinggi 13 persen dari target yang telah dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, yang sebesar Rp103 triliun, dengan PNBP minyak bumi ditargetkan Rp148,70 triliun dan PNBP gas Rp30,49 triliun. Namun, jika dibandingkan capaian di 2022 yang senilai Rp148,70 triliun, PNBP tahun lalu mengalami penurunan.
"Saya sangat prihatin PNBP, ini juga saya tidak tahu kenapa bisa jadi seperti ini," kata Hendrik, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Meski begitu, Anggota DPR dari fraksi Partai Demokrat itu tidak menyalahkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Karena menurutnya, Operator Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lah yang bertanggungjawab terhadap penurunan PNBP migas.
Apalagi, KKKS lah yang selama ini bertugas menyetor PNBP kepada pemerintah, dari hasil eksplorasi yang mereka lakukan. "Operator itu kumpulan KKKS, yang merupakan salah satu sumber PNBP-nya," ujar Hendrik.
Sementara itu, menurutnya, ketika PNBP rendah akibat lifting migas turun, para pengusaha KKKS tersebut sama sekali tidak murung. Sebaliknya, mereka masih bisa tersenyum.
Oleh karena itu, Hendrik lantas meminta BPH Migas sebagai pemangku kepentingan sekaligus pembuat aturan, untuk dapat melihat dan mencari apa sebenarnya yang menyebabkan PNBP turun. Dia juga meminta kepada Kepala BPH Migas untuk dapat mendalami atau mengevaluasi kinerja dari para operator KKKS.
"Ini kita harapkan, (BPH Migas) sebagai pemangku kebijakan betul-betul mendalami apa yang sebenarnya terjadi di proses lifting kita. Apa benar-benar memang turun? (Karena) akhirnya berdampak pada PNBP kita," tegas Hendrik.
Sementara itu, realisasi lifting minyak bumi hingga akhir 2023 hanya mencapai 605.500 barel per hari, dari target APBN 2023 sebesar 660.000 barel per hari. Sementara, lifting gas bumi 2023 mencapai 960 barel setara minyak per hari (MBOEPD), lebih rendah dari target APBN sebesar 1,1 juta MBOEPD.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
i-TERM, Inovasi Teknologi Migas PHR Untuk Indonesia
Bahlil Janji Perbaiki Tumpang Tindih Regulasi Migas & Minerba
BPH Migas Optimistis Program BBM 1 Harga Tercapai sesuai Target
Jokowi ke Bahlil: Lifting Minyak Harus Naik Jangan Sampai Turun
Populer
Gelembung eFishery Pecah: Guncangan Besar bagi Startup Indonesia
Gus Yahya Anggap Enteng Keracunan 40 Siswa usai Santap MBG
Mengupas Reputasi Buruk Telur: Nutrisi vs Kolesterol
Mendikti Satryo Duga ASN Kemendikti Demo karena Tolak Dimutasi
Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi
Pemicu Ratusan Pegawai Kemendikti Saintek Demo Menteri Satryo
Efek Negatif Bila Libur Panjang Sekolah Selama Ramadan Disahkan
Mengenal Ndalem Pangeran Keraton Kasunanan Surakarta
Flash News
BGN Ungkap Keterlibatan TNI di MBG Hanya Sementara
Puan Akui Pimpinan DPR Setuju Pembahasan RUU Minerba saat Reses
Pigai Temui Menteri PPPA Bahas Isu Perempuan dan Anak
Daftar Perjalanan KA Batal & Dialihkan akibat Banjir di Grobogan
Yusril Ungkap Upaya Indonesia dalam Pemulangan Hambali Eks JI
Pigai Minta Kemensos Bantu Kehidupan Korban Pelanggaran HAM
Trump Hanya Akui 2 Jenis Kelamin di AS, Tak Termasuk Transgender
Basuki Sebut Tower ASN di IKN Rampung Maret 2025
Hasil Tes Urine Anak ASN Kemhan Penabrak Pejalan Kaki di Jakbar
Korban Tewas Longsor di Pekalongan Bertambah Jadi 17 Orang
Puan Nilai Positif Kinerja Prabowo-Gibran Jelang 100 Hari Kerja
KPK Ungkap Alasan Tak Hadiri Sidang Perdana Praperadilan Hasto
KPK Sudah Tetapkan Tersangka Korupsi Digitalisasi SPBU Pertamina
Puan Sebut Megawati & Prabowo Punya Keinginan Sama untuk Bertemu
Cegah Ancaman Kartel, Trump akan Perketat Perbatasan Meksiko