News - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjadi sorotan setelah beredar tudingan kampus yang dikenal dengan julukan 'kampus biru' itu mengintimidasi mahasiswa dan dosen baru untuk melanjutkan pendidikan ke UNY.
Semua berawal dari unggahan akun @UNYJogja di akun media sosial X yang menyampaikan dugaan intimidasi kepada mahasiswa dan dosen baru di UNY. UNY memaksa mahasiswa untuk segera kuliah S2 sementara dosen baru dipaksa untuk segera S3.
"UNY memaksa dosen baru lanjut S3 dan mahasiswa S1 yang akan lulus langsung S2 di kampus sendiri, dengan ancaman proses kelulusan (sidang skripsi hingga yudisium) dipersulit," cuitnya pada Kamis malam (8/8/2024), dikutip Tirto, Jumat (9/8/2024).
Akun @UNYJogja pun mengunggah potret surat pernyataan kesediaan bagi dosen untuk menggambil program doktoral. Dalam surat tersebut memuat bagian yang hanya bertuliskan titik-titik, sebagai keterangan alasan dosen menolak melanjutkan program doktoral di UNY.
"Untuk dosen akan dipersulit untuk sertifikasi dosen hingga kenaikan pangkat, jika tak menandatangani surat berkuliah DOKTORAL (S3) di UNY," tulis akun @UNYJogja.
"Bahkan, sejumlah dosen yang mendapatkan beasiswa LPDP, di luar UNY, dipaksa untuk memindahkan beasiswa ke UNY. Meski ga linear pun," imbuh akun @UNYJogja.
Akun tersebut membeberkan, pemaksaan oleh pihak UNY ke dosen dan mahasiswa dilakukan dengan alasan animo pendaftar pascasarjana (S2 dan S3) tidak ramai.
"Hilangnya animo pendaftar S2 dan S3 di UNY, terkait adanya program PPG yang emang tak ramah sarjana pendidikan," cuit akun @UNYJogja.
Terkait pembiayaan, @UNYJogja menyampaikan, UNY memaksa dengan porsi 50:50. Artinya, biaya 50 persen akan dipinjami oleh UNY via pinjaman online (pinjol). Sebesar 50 persen lagi dari kantong dosen atau mahasiswa sendiri.
"Kampus menawarkan pinjol gaessss~~~," cecarnya.
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membantah tudingan bahwa kampus memaksa para dosen baru lanjut S3 dan para mahasiswa S1 segera melanjutkan kuliah S2 dengan mengancam kelulusan. Direktur Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni UNY, Prof Dr Guntur M Pd, menampik tudingan yang menyatakan adanya intimidasi kepada dosen dan mahasiswa.
"Nyuwun sewu....tidak seperti itu sesungguhnya yang terjadi," tutur Guntur saat dihubungi Tirto, Jumat (9/8/2024).
Akan tetapi, Guntur tidak memungkiri bahwa kampus mendorong agar S3. Hal ini tidak lepas dari upaya kampus untuk mengembangkan kualitas dosen, tenaga pendidikan dan mahasiswa. Namun, hal itu tidak menjadi kewajiban, tetapi dengan alasan yang dipertanggungjawabkan.
"Untuk dosen boleh belum lanjut S3 dengan alasan yang bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya tanpa menjabarkan maksud dari kata "dipertanggungjawabkan".
Guntur tidak menjawab kapan kebijakan kewajiban dosen dan mahasiswa diberlakukan. Ia meminta hal tersebut dikonfirmasi ke bidang SDM.
"Silakan bertanya ke Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) karena terkait peraturan pegawai dan dosen," ujarnya.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Dosen UNY soal Video Kekerasan saat PKKMB: Tak Ada Pencekikan
Korban Dugaan Kekerasan oleh Dosen UNY Didorong Lapor ke Polisi
Siapa Dosen UNY yang Diduga Lakukan Kekerasan ke Mahasiswa?
Rekrutmen Dosen UNY 2024: Syarat, Cara, dan Link Pendaftaran
Populer
Kisah Kiai Cokro, Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro
ACE Hardware Pamit dari Indonesia, Pastikan Tak Ada PHK
Utak-Atik Menyunat Anggaran Pendidikan dari APBN, Biar Apa?
TikToker Raup Cuan dari Panggung Live Streaming BKT Duren Sawit
Gimana sih Layanan yang Inklusif untuk Perempuan Disabilitas?
Konsistensi Ivan Ubah Limbah Kaca Jadi Karya Seni yang Mendunia
Anggota DPRD Termuda Rizki Iskandar Dicibir karena Bolos Kuliah
Curhat Sara Ditegur Gerindra saat Undang Tokoh dari Parpol Lain
Flash News
Soal Reshuffle Kabinet, Hasan Nasbi: Itu Hak Prerogatif Presiden
KPU Konsultasi ke DPR soal Pilkada Calon Tunggal Besok
Polda NTT Bantah Demosi Ipda Rudy karena Selidiki BBM Ilegal
Dishub DKI Rekayasa Lalin Imbas Pembangunan Tol Harbour Road
PON XXI Dimulai, Polri Kerahkan Ribuan Personel untuk Pengamanan
Layanan E-Materai Normal Jelang Penutupan Pendaftaran CPNS
701 Peziarah NTT Ikut Misa Paus Fransiskus di Timor Leste
Ombudsman Minta Pemerintah Beri Penjelasan soal E-Materai Error
JCW: APBD Rentan Disalahgunakan Petahana dalam Pilkada
Josh Brownhill Calon Pemain Malaysia: Lebih Mahal dari Hilgers?
Kapan Mees Hilgers & Eliano Reijnders Debut di Timnas Indonesia?
Profil Pangeran Hisahito Calon Pewaris Kekaisaran Jepang Termuda
Siapa Yasmin Nur yang Hebohkan Sosmed & Apa Saja Kontroversinya?
Prediksi Bahrain vs Jepang WCQ 2026: Berapa Gol, Samurai Biru?
Profil Band Soegi Bornean yang Populerkan Asmalibrasi