News - Tidak ada yang sudi dipermalukan seperti penulis dan aktivis gerakan sipil asal AS, Anne Moody: rambutnya dijambak, tubuhnya diseret keliling ruangan, kepalanya diguyur minuman dan makanan, bajunya disemprot macam-macam saus, lalu diejek banyak orang. Penyebabnya: ia berani mengunjungi resto di toko Woolworth’s, Jackson, Missisipi, AS.

Peristiwa mengerikan tersebut terjadi pada 28 Mei 1963. Masa di mana aturan segregasi rasial--aturan yang bertujuan memisahkan berbagai fasilitas, pelayanan, dan perlakuan antara kulit putih dan non kulit putih di AS-- masih berlaku.

Woolworth’s adalah salah satu ruang publik di mana aturan tersebut diberlakukan. Kalangan kulit putih yang bekerja di sana menolak melayani pembeli non-kulit putih karena aturan segregasi mewajibkan demikian.

Hari itu Moody, anggota Student Nonviolent Coordinating Committee (SNCC)--gerakan anti rasisme yang digagas para mahasiswi kulit hitam, memakai rok terusan yang dipadu stoking dan sepatu hak. Rambutnya juga tertata rapi dan tidak memperlihatkan tekstur rambut keriting megar.

Oleh kalangan kulit hitam, gaya tersebut dianggap sebagai "politics of respectability": gaya berpakaian orang Afro Amerika yang meniru penampilan orang barat, khususnya kelas menengah-atas, agar dianggap memiliki derajat yang sama dengan mereka.