News - Sudah bukan hal baru bahwa disinformasi (atau “berita bohong”) telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat hari ini.

Pada Jumat (1/2) lalu, Facebook mengumumkan telah menghapus 207 laman, 800 akun, 546 grup serta 208 akun Instagram yang memiliki hubungan dengan Saracen. Kebijakan ini diambil setelah Facebook melakukan analisis mengenai Perilaku Tidak Otentik yang Terorganisir (Coordinated Inauthentic Behavior/CIB).

Saracen adalah sebuah sindikasi yang melakukan penyebaran konten ujaran kebencian di Indonesia. Adapun CIB merujuk pada aktivitas ketika sekelompok aktor dalam ekosistem Facebook bekerja bersama-sama untuk mengelabui orang mengenai siapa mereka dan apa yang mereka lakukan.

“Hal ini dapat dilakukan untuk tujuan ideologis atau motivasi finansial tertentu,” jelas Head of Cybersecurity Policy Facebook Nathaniel Gleicher dalam laman resmi Facebook.

Ia menambahkan, penghapusan jaringan dalam konteks ini hanya mempertimbangkan perilaku yang bersifat ‘menipu’ dan tidak berkaitan dengan konten yang disajikan oleh jaringan aktor yang terlibat di dalamnya.

Metode penghapusan dengan melihat perilaku ini menjadi pelengkap dari sejumlah upaya (termasuk melalui kecerdasan buatan dan content reviewer) Facebook untuk memerangi masalah manipulasi dan disinformasi yang membelit perusahaan tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Dengan demikian, Facebook kini memiliki beberapa tim dengan dua pendekatan yang berbeda untuk menangani disinformasi, yakni melalui analisa CIB dan analisis konten.