News - Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump akan berdebat pertama kali dalam pergelaran Pilpres AS 2024 di Philadelphia, Amerika Serikat, Selasa (10/9/2024). Debat ini merupakan debat perdana setelah Joe Biden, yang saat ini menjabat sebagai Presiden AS, memutuskan mundur dari kursi pencapresan dan digantikan Kamala Harris.

Sejumlah analis meyakini debat yang berlangsung pada Selasa (10/9/2024) malam bukan sekadar tontonan. Kedua pihak berupaya merebut suara pemilih yang terpecah, yang diyakini sebagai penentu kemenangan. Jelang debat, Trump langsung menyinggung kecerdasan Biden dan Harris.

"Dia (Biden) adalah orang yang lebih pintar daripada dia (Harris). Oh mereka sedang menunggu debat," ujar Trump sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (11/9/2024).

Sementara itu, Harris dikabarkan istirahat sejenak dari latihan debat. Harris pun mengatakan, "Saya akhirnya bisa beristirahat dari persiapan debat untuk melihat bumbu-bumbu. (Ini adalah) bagian terbaik dari persiapan debat sejauh ini. Ada banyak hal (yang ingin saya sampaikan kepada Trump), tapi lihat, inil ah saatnya untuk menghentikan perpecahan. Ini lah saatnya untuk menyatukan negara kita untuk memetakan jalan baru ke depan."

Debat antara Biden dan Trump pada Juni 2024 menarik perhatian 51 juta pemirsa televisi. Para analis meyakini jumlah penonton akan sama serta berdampak bagi upaya pemenangan Harris dan Trump.

“Trump harus membuktikan bahwa dia bisa menjadi presiden, dan dia harus membuktikan kepada banyak orang yang melihatnya bahwa dia bisa bersikap tegas dan agresif seperti yang dia inginkan tanpa bersikap kasar; jika dia ingin merangkul siapa pun yang mungkin saat ini tidak mendukungnya. Sementara Kamala Harris harus membuktikan bahwa dia memiliki kualitas sebagai presiden, dan dia harus membuktikan bahwa dia bisa menyerang, dan dia bisa mundur. Ia harus membuktikan bahwa ia bisa mengidentifikasi perbedaan kebijakannya dengan Biden, tapi tetap bergerak dalam platform Partai Demokrat yang sama,” ujar Dosen Komunikasi Wake Forest University, Nate French.

Sementara itu, debat kali ini akan membahas sejumlah isu besar seperti ekonomi, hak reproduksi, kebijakan luar negeri dan kebijakan lain. Para kandidat akan hanya diberi pena, kertas, dan air minimum serta mendapat waktu 2 menit untuk menjawab pertanyaan.

“Sampai pada tingkat tertentu, debat ini juga memberi kedua kandidat kesempatan, karena mereka bisa menyampaikan hal-hal yang ingin mereka lakukan, aspirasi mereka, tanpa harus menjelaskan bagaimana mereka akan melakukannya. Namun, yang menjadi penting adalah mereka setidaknya harus bisa menyebutkan seperti apa wujudnya ketika menyampaikan visi mereka,” Jelas Profesor Sejarah di University of Texas at Austin, Jeremi Suri.

Sumber: VOA Indonesia

#voaindonesia