News - Masa remaja sering kali digambarkan sebagai masa ketika persahabatan mengalahkan segalanya. Di masa itu, seseorang sedang asyik-asyiknya bermain, bergaul, nongkrong sana sini, dan menghabiskan waktu bersama sobat-sobatnya.

Anggapan tersebut tak sepenuhnya tepat. Pada masa-masa itu, sesungguhnya yang paling penting bagi para remaja bukanlah hubungan dengan kawan-kawannya, melainkan dengan orang dewasa yang ada di sekeliling mereka.

Di sini kita tidak cuma berbicara soal orang tua, melainkan juga figur-figur orang dewasa lainnya, seperti guru, mentor, pelatih, paman, bibi, kakek, nenek, bahkan sekadar tetangga.

Artikel yang diterbitkan Departemen Kesehatan dan Pelayanan Manusia Amerika Serikat menyebut, "Meskipun para remaja mulai mendapatkan kebebasan lebih dari keluarga, orang tua dan para pengasuh masih punya peran vital dalam hidup mereka. Orang tua dan pengasuh membantu membentuk kontrol diri, nilai moral dan sosial, cara pandang terhadap dunia, serta masa depan seorang remaja."

Mengapa Peran Orang Dewasa Lebih Penting?

Bagi remaja, persahabatan memang sesuatu yang sangat krusial. Di sana mereka menemukan persaudaraan dan rasa memiliki serta mengembangkan kemampuan sosial.

Meski demikian, hubungan antarremaja seperti ini biasanya cenderung labil dan cepat sekali berubah. Dalam hubungan pertemanan remaja, rentan pula muncul masalah-masalah seperti peer pressure, perselisihan, hingga perundungan.

Inilah yang membuat hubungan remaja dengan orang dewasa di sekeliling mereka menjadi lebih penting, seperti yang dijelaskan Clea McNeely and Jayne Blanchard dalam buku The Teen Years Explained: A Guide to Healthy Adolescent Development (2010).

Dalam buku terbitan Johns Hopkins University tersebut, McNeely dan Blanchard secara detail menjabarkan bahwa orang dewasa bisa membentuk nyaris semua aspek kehidupan seorang remaja, mulai dari kondisi fisik, kebiasaan, emosi, identitas, seksualitas, sampai pandangan terhadap agama.

Salah satu yang terpenting, hubungan baik dengan orang tua, guru, dan para pengasuh lainnya, bakal mencegah para remaja tadi melakukan hal-hal berisiko, seperti seks bebas, penyalahgunaan narkotika, serta tindak kriminal.

Dalam ilmu psikologi, ada sebuah konsep bernama secure attachment, yaitu situasi ketika seorang anak merasa terlindungi oleh para pengasuhnya. Si anak pun tahu bahwa pengasuhnya betul-betul bisa diandalkan. Attachment seperti itu terbentuk ketika seorang anak tumbuh dengan sosok pengasuh yang selalu ada dan suportif.

Pada masa remaja, attachment tersebut tampak lebih renggang karena anak-anak sudah mulai diberi kebebasan. Namun, sebenarnya, kebutuhan akan attachment tidak pernah benar-benar hilang, melainkan berubah wujud.

Jika sebelumnya anak membutuhkan kehadiran fisik secara konstan dari orang tuanya, pada masa remaja mereka membutuhkan petunjuk, teladan, dan rasa aman, khususnya dari sisi emosional.

Peran Orang Dewasa di Masa Remaja

Peran Orang Dewasa di Masa Remaja. foto/istockphoto

Sains di Balik Pengaruh Orang Dewasa

Studi terbitan American Journal of Preventive Medicine menemukan, remaja yang memiliki hubungan kuat dengan orang dewasa di sekelilingnya cenderung punya tingkat depresi, penyalahgunaan narkotika, dan percobaan bunuh diri, lebih rendah.

Penelitian lain, yang dilakukan oleh Center on the Developing Child Harvard University, menekankan bahwa hubungan antarorang dewasa yang stabil bisa menekan tingkat stres dan trauma pada anak. Dengan kata lain, memiliki orang tua yang hubungannya harmonis dapat membuat anak makin "tahan banting".

Sebaliknya, remaja yang tidak memiliki hubungan baik dengan orang dewasa di sekelilingnya acap kali kesulitan meregulasi emosinya. Mereka juga cenderung gegabah dalam membuat keputusan dan memiliki kepercayaan diri rendah.

Tanpa sosok orang dewasa yang digugu dan ditiru, para remaja menjadi lebih mudah terpapar pengaruh eksternal negatif, seperti peer pressure yang mengarah ke tindakan berisiko.