News - Sejumlah wilayah di Indonesia mulai dilanda kekeringan sepanjang bulan Agustus 2023 akibat El Nino. Fenomena ini memicu musim kemarau panjang, sehingga berdampak pada ketersediaan air seperti di Bogor, Sleman, Blora, dan Trenggalek.

Mengutip bmkg.go.id, di penghujung Juli lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat memperingatkan bahwa Indonesia berpotensi menghadapi dampak fenomena El Nino.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A. Fachri Rajab, mengatakan fenomena El Nino dapat memicu musim kemarau lebih panjang dari biasanya sehingga menyebabkan kekeringan, curah hujan semakin berkurang, dan peningkatan suhu yang signifikan.

Berdasarkan pemantauan BMKG bulan Juli lalu, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan angka sebesar +1.14 atau diindikasikan semakin menguat intensitasnya.

BMKG memperkirakan, puncak El Nino akan terjadi pada Agustus-September 2023. Hal ini diyakini jadi pemicu kekeringan di sejumlah daerah Indonesia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan strategi untuk menghadapi kekeringan akibat El Nino, yakni memastikan ketersediaan air di daerah yang diprediksi terdampak, serta mewaspadai kebakaran hutan dan lahan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga ikut terjun melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi terhadap potensi dampak kekeringan saat musim kemarau 2023.

Menurut Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, langkah yang akan dilakukan antara lain memprioritaskan pemenuhan kebutuhan air bersih hingga pembuatan rehabilitasi dan pemeliharaan sumur-sumur yang ada.

“Sekarang kami alokasikan adalah pembuatan rehabilitasi dan pemeliharaan untuk sumur-sumur yang ada. Lalu pengaturan bendungan-bendungan embung yang ada pintu-pintunya,” uja Jarot dalam sebuah pernyataan pada Senin, 7 Agustus 2023.

Selain itu, tambah Jarot, di tahun 2023 ini, pihaknya telah membangun 37 sumur bor baru yang tersebar di 19 provinsi serta melakukan rehabilitasi 25 sumur bor eksisting di 11 provinsi untuk mengantisipasi dampak fenomena El Nino.

Daftar Wilayah Indonesia yang Kekeringan Selama Agustus 2023

  • Bogor

Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi salah satu daerah yang sudah terkena dampak kekeringan. BPBD Kabupaten Bogor pada 23 Agustus 2023, melaporkan sebanyak 100 ribu jiwa di 19 kecamatan terdampak kekeringan.

Plt Kepala BPBD Kabupaten Bogor, Asep Sulaeman, merincikan daerah yang terdampak di antaranya Sukajaya, Jasinga, Tenjo, Nanggung, Cibungbulang, Leuwisadeng, Ciampea, Rancabungur, Ciseeng, Babakan Madang, Cisarua, Sukaraja, Cijeruk, Cigombong, Tanjungsari, Sukamakmur, Cariu, Jonggol, dan Citeureup.

Untuk mengatasi kekeringan, pemerintah setempat telah menjalankan langkah jangka pendek, seperti membagikan air bersih sebanyak 1.035.000 liter kepada warga yang terdampak.

  • Bojonegoro

BPBD Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada 23 Agustus 2023, terus gencar memberikan bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto, menjelaskan pihaknya telah menyalurkan sekitar 1,176 juta liter air untuk warga terdampak kekeringan di enam desa dan empat kecamatan.

Selain itu, tambah Ardhian, pihaknya akan terus melayani masyarakat terutama bagi mereka yang membutuhkan air bersih. Masyarakat bisa mendapatkannya dengan menghubungi pihak desa/kecamatan terkait.

  • Sleman

Kekeringan juga melanda wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Dinas Pertanian Sleman pada 18 Agustus 2023, kolam budidaya ikan seluas 31 hektar di beberapa titik terkena dampak kekeringan dan menurunkan produktivitas karena kekurangan air.

Menurut Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono, musim kemarau di tahun 2023 ini diperburuk karena fenomena El Nino sehingga menimbulkan kekeringan.

Tak hanya memicu intensitas air yang berkurang, dampak kekeringan ini, tambah Suparmono, menyebabkan perubahan suhu yang cukup drastis saat siang dan malam hari.

Untuk menanggulangi dampak kekeringan itu, Pemkab Sleman telah membangun sumur pompa di beberapa titik, serta melakukan upaya pembudidayaan ikan melalui pemanfaatan teknologi budidaya nila dengan sistem bioflok agar dapat terus berjalan.

  • Trenggalek

Bencana kekeringan ekstrem tengah melanda dua desa di Kecamatan Panggul, Trenggalek, Jawa Timur pada 22 Agustus 2023.

Akibat kekeringan itu, Desa Ngencrak dan Desa Basuki di Trenggalek mengalami krisis air setelah sumber air mengalami penurunan drastis. Hal ini menyebabkan kebutuhan sehari-hari warga terhadap air bersih tidak tercukupi.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, BPBD Trenggalek terus memberikan pasokan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono, menyebutkan bantuan air akan terus digencarkan dan beberapa daerah lainnya tengah disiapkan untuk melakukan mitigasi.

  • Blora

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Blora, Sri Widjanarsih, pada 23 Agustus 2023 mengatakan, sekitar 125 desa di 14 kecamatan di Kabupaten Blora, Jawa Tengah mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang.

Wilayah yang paling parah terdampak kekeringan berada di beberapa Desa dan Dukuhan di Kecamatan Jati dan Randublatung.

BPBD Kabupaten Blora telah menyalurkan bantuan air bersih untuk wilayah terdampak kekeringan. Pengiriman air ini bahkan dilakukan setiap hari akibat kekeringan ekstrem.

Sri Widjanarsih bilang, pihaknya telah menyalurkan air bersih mencapai 751 liter. Kekeringan di Blora sendiri diduga sudah terjadi sejak awal Juli 2023 dan akan mencapai puncaknya pada September mendatang.