News - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riyono mengatakan COVID-19 memang akan menjadi penyakit endemik yang penyebarannya terbatas pada populasi atau wilayah tertentu. Namun menurutnya itu masih sangat jauh dan lama, terutama di Indonesia yang penularannya masih tinggi dan vaksinasi masih rendah.
“Endemik itu ya kalau penularannya sudah rendah, low transmission. Belum ada negara yang sudah endemik. Penularan di mana-mana masih tinggi. Di seluruh dunia masih pandemi, termasuk Indonesia. Kalau menuju endemik Indonesia masih jauh. Karena kita masih menekan terus penularan. Vaksinasi juga masih rendah. Penduduk kita banyak,” kata Pandu, Jumat (27/8/2021).
Diakuinya memang saat ini kasus COVID-19 mengalami penurunan. Namun hal itu hanya terjadi di wilayah tertentu. Sehingga menurutnya belum ada perubahan yang signifikan karena Indonesia masih berjuang mengendalikan pandemi.
”Masih belum terbayangkan [COVID-19 di Indonesia jadi endemik] situasinya seperti apa. Karena yang kita bayangkan sekarang itu ya bagaimana menekan penularan sampai titik terendah. Angka reproduktifnya Indonesia masih di atas 1, jadi penularannya masih tinggi,” ujarnya.
Epidemiolog asal Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan perbedaan istilah kasus suatu penyakit berasal dari tingkat luasan kejadian.
Pandemik merupakan penyebaran penyakit yang terjadi di seluruh negara di dunia. Kemudian epidemik adalah terjadi kasus di tingkat negara atau wilayah tertentu yang mempengaruhi populasi.
Istilah itu tidak hanya digunakan untuk penyakit menular tetapi juga penyakit lain. Ia mencontohkan di sejumlah negara maju terjadi epidemik misalnya diabetes dan obesitas.
Kemudian dengan sekup kasus yang lebih kecil dinamakan endemik. Penyakit tersebut muncul di wilayah dengan karakteristik tertentu ada setiap saat namun dengan frekuensi kasus yang rendah.
Dan menurutnya COVID-19 di Indonesia masih akan membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi endemik seperti halnya penyakit flu.
“Kalau endemik itu bisa nanti 2, 3 atau 4 tahun lagi itu ketika penyakitnya biasa terjadi. Sepanjang tahun ada seperti malaria atau flu, batuk, pilek yang bisa terjadi. Itu namanya endemik, penyakitnya jadi standar terjadi dalam keseharian,” ujar Dicky, Jumat (27/8/2021).
Namun saat endemik itu juga dimungkinkan terjadi hiperendemik, yakni ketika penyakit tersebut kembali meningkat. Ia mencontohkan seperti flu bisa terjadi peningkatan seperti di luar negeri saat musim dingin atau di Indonesia terjadi pada saat pancaroba.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Jadi Perusahaan Pembayar Pajak Terbesar, BRI Diapresiasi Negara
KPK Tetapkan 3 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi APD di Kemenkes
KPK Ungkap Modus Kasus Dugaan Korupsi Bansos Presiden 2020
Kasus COVID-19 Melonjak di Singapura, Indonesia Perlu Waspada
Populer
MK Putuskan Jaksa Tak Bisa Ajukan Peninjauan Kembali
Membedah Modus Korupsi Walkot Semarang yang Tak Rugikan Negara
MK: Orang tua Kandung Ambil Paksa Anak Tanpa Hak Bisa Dipidana
Mengenal Ayom Jaya Village, Vila dengan Sentuhan Budaya Jawa
PT DI Berkomitmen Kerjakan Proyek Pesawat Tempur Bersama Korsel
PT PAL Siap Kerja Sama dengan Prancis Bangun Kapal Selam
Polisi Tetapkan 2 Tersangka Pembubaran Diskusi di Grand Kemang
Kisah Orang-orang Eropa Menambang Emas Nusantara di Empat Pulau
Flash News
Undecided Voters Tinggi, KPU Jakarta Akan Tingkatkan Sosialisasi
Polisi Tetapkan 2 Tersangka Pembubaran Diskusi di Grand Kemang
Rano Karno Enggan Beberkan Strategi untuk Gaet Dukungan Gen Z
Gedung Bakamla Terbakar, Termasuk Kantor Komnas Perempuan
Istri Gus Dur Terima Surat Tak Berlakunya TAP MPR II/2001
MK: Orang tua Kandung Ambil Paksa Anak Tanpa Hak Bisa Dipidana
Hassan Nasrallah, Pemimpin Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel
Heroe Poerwadi Janji Tekan Kesenjangan Jogja Utara-Selatan
Jejak Puan soal Video Seksual di Gorontalo: Siswi adalah Korban
Rano Karno Sebut Pendukungnya adalah Penonton Sinetron Si Doel
PT PAL Siap Kerja Sama dengan Prancis Bangun Kapal Selam
Pramono Bentuk Tim Sukses Anak Muda Khusus Kelola Tik Tok
Forum Diskusi di Hotel Grand Kemang Dibubarkan Massa Tak Dikenal
Diplomat Indonesia Walk Out saat Netanyahu Pidato di Sidang PBB
KSAL Berharap Prabowo Bisa Tambah Armada Kapal Selama Jadi 12