News - Ada sejumlah cerita rakyat dari Riau yang dapat dibacakan untuk anak maupun kalangan umum. Tidak hanya menarik, cerita rakyat tersebut mengandung pesan moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Cerita rakyat merupakan dongeng yang berkembang di masyarakat dan menjadi warisan budaya karena dilestarikan secara turun-temurun lewat tradisi lisan. Ciri cerita rakyat di antaranya memuat kemustahilan, kesaktian, dan tidak diketahui pengarangnya.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Islamic Educational Psychology (2024), dijelaskan, cerita rakyat yang diceritakan kepada anak usia dini dapat meningkatkan empatinya. Mendongengkan sejumlah cerita rakyat Riau pendek di bawah ini bisa menjadi sarana hiburan sekaligus mendidik bagi anak-anak.

Kumpulan Cerita Rakyat dari Riau

Cerita rakyat dari Riau mungkin memiliki judul yang dianggap asing bagi masyarakat di daerah lain. Namun, alur kisah cerita rakyat daerah ini tetap menarik diikuti. Berikut ini kumpulan cerita rakyat dari Riau dan ringkasan ceritanya:

1. Cerita Rakyat Riau Lancang Kuning

Kisah dalam Cerita Rakyat Riau Lancang Kuning dimulai dengan diperkenalkannya Datuk Laksmana, seorang raja dari Kerajaan Bukit Batu. Datuk Laksmana memiliki dua panglima hebat meliputi Panglima Umar dan Panglima Hasan. Meskipun demikian, Panglima Umar adalah orang yang paling dipercayai Datuk Laksmana untuk mengatasi permasalahan di kerajaan.

Suatu ketika, Panglima Umar jatuh cinta kepada seorang gadis bernama Zubaidah. Datuk Laksmana menyambut baik perasaan Panglima Umar dan merestui pernikahannya dengan Zubaidah.

Di sisi lain, Panglima Hasan diam-diam juga menyukai Zubaidah. Untuk mendapatkan gadis tersebut, Panglima Hasan menjalankan rencana demi rencana. Pertama, Panglima Hasan melalui Pawang Domo mengusulkan pembuatan Lancang Kuning untuk mengamankan wilayah perairan dari lanun (bajak laut).

Singkat cerita, ketika pembuatan Lancang Kuning hampir selesai, Panglima Hasan menyebarkan isu bahwa Bathin Sanggoro melarang para nelayan Bukit Batu mencari ikan di Tanjung Jati. Mendengar kabar itu, Datung Laksmana mengutus Panglima Umar menemui Bathin Sanggoro.

Di saat kepergian Panglima Umar, Panglima Hasan menyebarkan isu bahwa peluncuran Lancang Kuning membutuhkan persembahan seorang perempuan yang tengah hamil anak pertama. Kebetulan, Zubaidah tengah hamil tua anak pertamanya dari Panglima Umar.

Diam-diam, Panglima Hasan menemui Zubaidah dan merayu untuk menjadi istrinya. Namun, Zubaidah menolak mentah-mentah permintaan Panglima Hasan. Dari situ, Panglima Hasan membawa paksa Zubaidah dan melemparkannya ke bawah Lancang Kuning. Panglima Hasan dan sejumlah bawahan kemudian mendorong Lancang Kuning menuju perairan.

Di sisi lain, Panglima Umar kembali ke kerajaan membawa kabar yang tidak benar mengenai larangan Bathin Sanggoro. Namun, hati Panglima Umar segara hancur, setelah mendengar istrinya menjadi persembahan. Tanpa pikir panjang, Panglima Umar mendatangi Datuk Laskmana dan membunuhnya.

Pawang Domo yang mengetahui kejadian sebenarnya, segera memberi tahu Panglima Umar. Singkat cerita, Panglima Umar bertarung melawan Panglima Hasan. Di atas Lancang Kuning, Panglima Hasan terbunuh di tangan Panglima Umar. Beberapa waktu setelahnya, Lancang Kuning dihantam ombak besar dan angin topan sehingga karam bersama Panglima Umar di laut Tanjung Jati.