News - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anggito Abimanyu, mengaku telah dimintai Presiden Prabowo Subianto untuk menjadi Wakil Menteri Keuangan sejak 6 bulan sebelum Kabinet Merah Putih resmi dibentuk.

Selain dirinya, Prabowo juga telah mengkader beberapa ahli dari universitas-universitas top nasional seperti Prasetyo Hadi yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad (Persero) sekaligus insinyur teknik mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), Sigit Puji Santosa, hingga Satryo Soemantri Brodjonegoro alumni ITB yang kini menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek).

“Jadi itu adalah tim inti sebetulnya. Tim inti yang isinya luar biasa, 3 orang dari UGM, saya, Mas Pras, Prasetyo Hadi sekarang Mensesneg, lalu dari ITB 3 orang termasuk Pak Sigit di Pindad, kemudian ada Pak Satrio Brodjonegoro, lalu dari teman-teman dari IPB. Jadi semua all top university dikumpulkan sama beliau,” kata Anggito, dalam Rapat Terbuka Senat: Puncak Dies Natalis ke-15 & Lustrum III Sekolah Vokasi UGM, disiarkan dari YouTube PPID Sekolah Vokasi UGM, dikutip Senin (28/10/2024).

Sebelum mengadakan retreat bagi jajaran Kabinet Merah Putih, Prabowo telah menerapkan hal serupa kepada para pakar yang dipanggilnya tersebut. Pada retreat yang diadakan di kediaman Prabowo di Hambalang, orang nomor 1 RI itu menghadirkan pembicara-pembicara top dunia untuk memberikan pembekalan kepada para peserta.

“Dulu di Hambalang, saya 2-3 hari di Hambalang cari pembicara-pembicara top dunia. Ini kelompok kecil, umumnya masih di luar kabinet semua. Maka saya bilang, 6 bulan itu betul-betul saya nggak bisa bergerak karena sudah di-booking sama beliau,” kisah Anggito.

Saat diamanati Prabowo untuk mengemban jabatan sebagai Wakil Menteri Keuangan di Kabinet Merah Putih, Anggito pun mengiyakan tanpa bertanya apa latar belakang Menteri Pertahanan periode 2019-2024 itu memilih dirinya.

“Tiket saya itu sudah 10 kali ganti, karena begitu pulang, suruh balik lagi. Saya tidak pernah bertanya kenapa saya, why me? I never ask this kind of questions (Mengapa saya? Saya tidak pernah menanyakan pertanyaan ini). Menurut saya itu silly questions (pertanyaan konyol),” imbuhnya.

Namun, terlepas dari itu, Anggito menilai, retreat kepada calon pejabat negara memang hal yang seharusnya dilakukan oleh berbagai kementerian/lembaga. Ia beralasan, kelemahan para pejabat di Tanah Air ada pada kedisiplinan, kurangnya tanggung jawab, serta tidak bisa mengambil keputusan secara berani.

Oleh karena itu, alih-alih mewarnai Kabinet Merah Putih dengan sistem militer alias kental dengan militeristik, Anggito lebih melihat yang dilakukan Prabowo sebagai membangun dengan cara militer (military way).

“Lalu ditambah dengan para tentara, lulusan-lulusan akmil dikumpulkan membangun sebuah military way karena menurut dia kelemahan bangsa kita adalah kelemahan dalam disiplin dan tanggung jawab dan bold keputusan mengambil secara berani. Maka beliau membuat series,” kata Anggito.