News - Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan penyebab kenaikan harga beras yang saat ini terjadi. Hal itu terjadi karena pasokan berkurang akibat masa panen raya di dalam negeri yang sudah berakhir.
Dia pun menuturkan, masa panen raya tercatat terjadi pada April hingga Mei 2024. Sementara pada Juni hingga Juli 2024 terdapat pengurangan pasokan beras.
"Beberapa faktor yang menjadikan harga beras naik kita sudah masuk pada periode yang bukan panen raya. Panen raya ini kan terjadi pada April dan Mei, dan ini panen raya sudah berakhir," ungkap Amalia saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Siklus panen raya disebut selalu terjadi setiap tahun, dan di pertengahan tahun memang selalu terjadi defisit cadangan beras di dalam negeri.
"Saat kita selesai dengan masa panen artinya jumlah pasokan beras di pasar mulai menurun. Ini yang mendorong terjadinya kenaikan harga beras," ujar dia.
Kemudian, kenaikan harga beras juga dibarengi dengan kenaikan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang saat ini cenderung tinggi, bahkan melebihi harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.000 per kilogram.
"GKP ini ternyata sudah melebihi harga pemelian pemerintah," tutur dia.
Pada panel harga pangan Badan Pangan Nasional, Kamis, (1/8/2024), harga beras medium mencapai naik menjadi Rp13.580 per kilogram dan beras premiun juga naik menjadi Rp15.550 per kilogram.
Perlu diketahui, BPS telah memproyeksi penurunan produksi beras berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA). Diketahui, pada Juni 2024 produksi beras diproyeksi mulai menurun menjadi 2,12 juta ton.
Data hingga minggu ketiga Juni 2024, posisi realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Perum Bulog telah berada di angka 690 ribu ton. Sementara total penyaluran beras sepanjang tahun ini telah mencapai 1,8 juta ton, antara lain penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 759 ribu ton, bantuan pangan beras tahap pertama 656 ribu ton dan tahap kedua 378 ribu ton, dan tanggap darurat 348 ton.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Cabai, Beras & Minyak Goreng Berpotensi Picu Inflasi di Agustus
Beras Mulai Mahal, Bulog Singgung Harga Gabah Sudah Tinggi
Bulog Sudah Serap 800 Ribu Ton Beras dari Dalam Negeri
Heru Luncurkan Beras Premium Ciwangi di Jakarta Food Festival
Populer
Gimana sih Layanan yang Inklusif untuk Perempuan Disabilitas?
Konsistensi Ivan Ubah Limbah Kaca Jadi Karya Seni yang Mendunia
ACE Hardware Pamit dari Indonesia, Pastikan Tak Ada PHK
Anggota DPRD Termuda Rizki Iskandar Dicibir karena Bolos Kuliah
Kisah Kiai Cokro, Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro
TikToker Raup Cuan dari Panggung Live Streaming BKT Duren Sawit
Utak-Atik Menyunat Anggaran Pendidikan dari APBN, Biar Apa?
Taruna yang Lawan Pengasuh karena Ketahuan Chat Wanita Dipecat
Flash News
SBY Singgung Bahaya Negara Terlalu Banyak Matahari
Rano Karno: Penunjukan Cak Lontong supaya Kita Happy
PDIP-Demokrat Sebut Aksi Coblos 3 Paslon sebagai Kritik Publik
Demi Tagih Dana BLBI Rp2 T di 2025, Kemenkeu Anggarkan Rp10,25 M
SBY: Politik Harus Lentur tapi Jaga Nilai Fundamental Demokrasi
Saksi Sebut Petugas Rutan KPK Minta Uang Bulanan Rp72,5 Juta
Kemenag Pastikan Pengisian Kuota Haji 2024 Sesuai Ketentuan
TAP MPRS Dicabut, Nama Soekarno Bersih dari Tuduhan Lindungi PKI
Hasil Voli Bhayangkara vs Kuwait & Update Klasemen AVC Club 2024
Prediksi Inggris vs Finlandia UNL 2024-25: Momentum Tiga Singa
Prediksi Oman vs Korsel WCQ 2026 Zona AFC: Stop Buang Poin Lagi!
Prediksi Belanda vs Jerman UNL 2024-25: Big Match di Grup 3
Siapa 4 Alumni Taruna Nusantara yang Bakal Jadi Menteri Prabowo?
Prediksi Venezuela vs Uruguay WCQ 2026: Era Baru Tanpa Suarez