News - Bank Indonesia mencatat kebutuhan pembiayaan konsumtif diperkirakan akan meningkat dalam 3 dan 6 bulan mendatang terutama kuartal IV atau (Q4) 2020. Hasil ini diperoleh BI saat mengadakan survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan Oktober 2020 dengan responden rumah tangga.

“Peningkatan terutama untuk jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB),” ucap Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis tertanggal Senin (16/11/2020).

BI mencatat permintaan pembiayaan dari korporasi juga diprediksi meningkat untuk 3 bulan mendatang. Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Oktober 2020 yang tercatat sebesar 15,1%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 9,0%.

“Peningkatan kebutuhan pembiayaan tersebut diindikasi, antara lain terjadi pada sektor Industri Pengolahan, Pertambangan dan Penggalian, serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,” ucap Onny.

Kedua tren kredit konsumsi dan korporasi ini membuat BI optimistis kalau penyaluran kredit dapat terus meningkat dan lebih tinggi dari realisasi kredit baru Q3 2020. SBT perkiraan penyaluran kredit baru Triwulan IV-2020 sebesar 73,6%, yang lebih tinggi dibandingkan SBT perkiraan penyaluran kredit baru Triwulan III-2020 sebesar 48,1%.

Meski demikian, hasil survey ini tidak sejalan dengan respon perbankan. Per Oktober 2020 BI mencatat pertumbuhan kredit terkontraksi 0,47 persen yoy. Angka ini lebih buruk dari posisi Q3 2020 di angka 1,04 persen yoy.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan kalau bank saat ini masih berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Perry tak memungkiri kalau bank tengah mengantisipasi dampak COVID-19 yang berpotensi masih berkepanjangan.

“Fungsi intermediasi dari sektor keuangan masih melemah sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat dan kehati-hatian perbankan dalam penyaluran kredit akibat berlanjutnya pandemi COVID-19,” ucap Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (19/11/2020).