News - Putri (26) saban hari menaiki moda transportasi umum Mikrotrans untuk menuju tempat kerjanya di daerah Menteng Dalam, Jakarta Selatan. Putri biasanya naik dari Stasiun Tebet untuk mencari Mikrotrans JAK 48A yang melayani rute Tebet-Karet-Megapolitan.

Kendati demikian, perempuan yang bekerja sebagai admin itu baru tahu bahwa moda transportasi yang ia tumpangi sehari-hari bernama Mikrotrans. Akibat logo yang tertera di pintu mobil, kata dia, moda transportasi itu justru dikira bernama JakLingko.

“Di pintunya kan ada tulisan yang JakLingko, teman-teman sebutnya juga JakLingko. Emang Mikrotrans ya? Kirain itu beda lagi,” ujar Putri kepada reporter Tirto, Kamis (5/9/2024).

Adi (31) pun sudah mengira banyak warga masyarakat yang salah kaprah soal Mikrotrans. Warga Cijantung, Jakarta Timur, ini terkadang menggunakan Mikrotrans untuk moda harian menuju tempat kerjanya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

“JakLingko kan aplikasinya, kalau angkotnya ya Mikrotrans, kan? Saya biasanya naik yang JAK 14 dari Tanah Abang,” tutur Adi kepada reporter Tirto, Kamis (5/9/2024).

Ia menyarankan, penamaan Mikrotrans dan JakLingko perlu lebih disosialisasikan. “Gampangnya kan tinggal bilang, kalau dari dulu namanya ya Mikrotrans. Orang pada rame kan katanya JakLingko dihapus diganti Mikrotrans,” papar Adi.

Tanggapan Putri dan Adi sudah diketahui oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Mereka menyadari, ada kesalahan persepsi di publik antara layanan Mikrotrans dan sistem JakLingko. Upaya meluruskan pemahaman warga pun terus digalakkan, agar penggunaan layanan Mikrotrans semakin nyaman dan tepercaya.