News - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyebut adanya potensi penyusutan produksi beras hingga 5 juta ton sepanjang 2024. Hal ini berdasarkan proyeksi Kerangka Sampel Area (KSA) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dari hasil amatan pada April 2024.
"Itu prediction [ada penyusutan]. Kita produksi sampai dengan Juli 2,6 [juta ton]. Seandainya nanti sampai akhir tahun turun, kita harus siap," ucap Arief usai menghadiri acara Diskusi Ketahanan Pangan dan Launching Rice Milling Plant AB2TI di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024).
Potensi penyusutan produksi beras tersebut juga dibahas dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV pada Senin (10/6/2024). Dalam forum tersebut, Arief menceritakan bahwa kesejahteraan petani penting untuk dijaga karena akan berbanding lurus dengan produksi beras yang dihasilkan.
"Kita meyakini benar apa yang kita kerjakan. Memperbaiki infrastruktur, memperbaiki kesejahteraan petani, kemudian kita urut bagaimana sampai harga di hilir," ujar dia.
Dari penurunan produksi ini, Arief juga mewanti-wanti akan adanya perubahan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras ke depannya, juga untuk harga jual gabah di petani yang berpotensi naik.
"Kalau produksinya (turun), biasa teori supply and demand. Kalau produksinya turun, pasti harga gabah naik, pasti harga beras naik. Tapi, pemerintah punya CBP. Ini dipakai buat intervensi," ujarnya.
"Kita harap produksinya baik. Maksudnya, minimun 2,5 juta ton per bulan," imbuh Arief.
Kemudian, pemerintah juga akan mengupayakan bantuan pangan bagi masyarakat yang membutuhkan. Hal itu dilakukan dengan program bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) yang akan diberikan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
"Yang di hilir, yang 22 penduduk yang paling membutuhkan di-support dengan bantuan pangan. Ini bagaimana pemerintah mem-balance," tutur dia.
Merujuk neraca produksi beras 2023-2024, total produksi beras nasional pada Januari-Juli 2024 diperkirakan sebesar 18,64 juta ton. Capaian produksi tersebut diprediksi berpotensi turun 2,47 juta ton dibandingkan periode Januari-Juli 2023 yang sebesar 21,11 juta ton.
Meski ada kemungkinan penurunan produksi, Arief menjelaskan pihaknya tetap akan berupaya mengejar produksi beras di dalam negeri. Beberapa upaya yang akan dilakukan di antaranya menambah kuota pupuk bersubsidi dan menyediakan 90.000 pompa.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Anak Muda, Mengapa Tak Mau Jadi Petani?
Mengenal Revolusi Hijau dan Dampaknya terhadap Lingkungan
Menggugat Narasi Tanah Subur dan Realitas Pertanian Indonesia
Luas Tumpang Tindih Lahan Turun 10,5 Persen Selama 2019-2024
Populer
Kans 2 Jenderal Maju Pilgub Jateng & Rematch Jokowi vs Megawati
MA Tolak Kasasi KPK, Rumah Istri Rafael Alun Dikembalikan
28 Tahun Kudatuli: Intervensi Penguasa yang Melahirkan Tragedi
Hoaks, KLB Polio Disebabkan Vaksin Polio Tipe-2
Menilik Strategi Pj Gubernur Heru Budi Tangani Banjir di Jakarta
Jokowi Mengaku Tidak Tahu Sosok Bandar Judi Online Inisial T
Membayangkan Sayur Asem dan Kerupuk Aci dari New York
Delegasi Bank Dunia Temui Jokowi Bahas Pembiayaan IKN