News - Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, sembari bercanda mengatakan ketua umum partai politik belum tentu otomatis bakal menjadi Presiden RI. Contohnya, yakni eks Ketua Umum Golkar, Akbar Tanjung, yang gagal menjadi Presiden RI periode 2004-2009.
Menurut Bahlil, Golkar menggelar konvensi untuk menentukan kader mana yang pantas menjadi calon presiden pada Pilpres 2004. Sejumlah kader yang ikut konvensi adalah Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Wiranto, dan Prabowo Subianto.
Hasil konvensi, Wiranto terpilih menjadi capres yang diusung Golkar saat Pilpres 2004. Bahkan, Akbar Tanjung tidak terpilih sebagai capres yang diusung Golkar kala itu.
"Yang menang waktu itu adalah Pak Wiranto. Namun, dalam Pilpres, belum Allah mengizinkan jadi presiden," ujar Bahlil saat perayaan puncak HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/12/2024).
"Jadi, memang di Golkar ini, ya ketua umum itu belum tentu jadi presiden, belum tentu," lanjutnya.
Bahlil sembari bercanda lantas menyebutkan kader Golkar yang kalah konvensi penentuan capres 2004, yakni Prabowo Subianto, justru kini dapat menjadi Presiden RI.
"Tetapi yang kalah konvensi [Prabowo], kemudian 20 tahun langsung terpilih jadi presiden," ucapnya.
Kata Bahlil, Golkar merupakan partai yang inklusif karena Akbar Tanjung kala itu mengizinkan kader lain menjadi capres. Ia menilai hal tersebut juga terjadi karena Golkar merupakan parpol yang dapat mengikuti perkembangan zaman. Mengingat, Golkar usai reformasi 1998 memiliki paradigma baru agar dapat menjadi parpol pemenang pilpres.
"Karena Golkar ini inklusif dan itu telah dicontohkan oleh Pak Akbar, beliau ketua umum membuka diri bagi yang lain untuk ikut berkompetisi. Artinya apa? Yang saya mau sampaikan adalah bahwa Golkar sebagai partai yang adaptif, yang mau mengikuti perkembangan tentang sistem politik yang ada," jelas Bahlil.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Respons Parpol Setelah MK Hapus Presidential Threshold 20 Persen
Bahlil: Biarkan Instrumen Negara Bekerja Sesuai Aturan
Salah, Jokowi Gantikan Bahlil Jadi Ketua Umum Partai Golkar
Agar Perubahan Slogan Golkar Tidak Jadi Omon-Omon Belaka
Populer
Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi
Alasan LLDikti IV Jatuhkan Sanksi Berat ke Stikom Bandung
Duduk Perkara Bentrok Pemuda Pancasila Vs Grib Jaya di Bandung
Banser Kerahkan 10 Ribu Pasukan Kawal Makan Bergizi Gratis
Nelangsa Petani di Bantul: Tanam Tujuh Kali, Panen Satu Kali
Mendikdasmen: Sudah Ada Kesepakatan Libur Sekolah saat Ramadan
Menkes: Cek Kesehatan Gratis saat Ulang Tahun Berlaku 1 Bulan
Menkes Imbau Warga Punya Asuransi Kesehatan selain BPJS
Flash News
BGN Butuh Tambahan Rp100 T untuk Beri MBG pada 82,9 Juta Anak
BPOM Minta Influencer Kosmetik Lapor sebelum Publikasi Hasil Lab
BGN Sebut Siswa Sukoharjo Keracunan MBG karena Kesalahan Teknis
BPOM soal Kasus Keracunan Sukoharjo: Mau Terlibat Formal di MBG
Tito Akan Tanya Pj Gubernur DKJ soal Aturan ASN Boleh Poligami
Prabowo Tetapkan 10 Hari Cuti Bersama untuk ASN di Tahun 2025
Update Kebakaran Glodok Plaza: 7 Orang Meninggal Dunia
Maria Lestari Bantah Jadi Anggota DPR dari PDIP Dibantu Hasto
Alasan LLDikti IV Jatuhkan Sanksi Berat ke Stikom Bandung
KPK Batal Periksa Walkot Semarang Mbak Ita, Ini Alasannya
Imigrasi Bakal Deportasi WNA Arab Pemukul Marbut Masjid di Bogor
Projo Bantah Jokowi Temui Sultan HB X untuk Mediasi Bertemu Mega
Kejagung Limpahkan Eks Petinggi MA Zarof Ricar ke Kejari Jaksel
KPK Periksa Ketua Gapensi Semarang di Kasus Korupsi Pemkot
KAI Kecam Insiden Pelemparan Batu ke KRL Jalur Manggarai-Bogor