News - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan saat ini dunia termasuk Indonesia memasuki fase insaf bertahap meningkatkan investasi yang berorientasi energi hijau yang ramah lingkungan.

“Dalam konteks investasi industri dan pertumbuhan ekonomi, dunia, bahkan Indonesia, sudah mulai insaf bertahap. Saya katakan insaf bertahap," tegasnya dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Kamis (26/9/2024).

Pasalnya, Bahlil menuturkan hampir seluruh negara di dunia sudah memperhatikan persoalan energi hijau. Dia mengambil contoh akselerasi penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Menurutnya, hal itu sebagai bukti bahwa masyarakat internasional mulai sadar akan transisi energi terbarukan.

Bahlil menegaskan, sejauh ini pengembangan industri di seluruh dunia cenderung tidak memperhatikan keberlanjutan. Namun, setelah ada komitmen menuju Net Zero Emission, negara mulai berlomba-lomba mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Kenapa? Karena kita dulunya masih berpikir tentang mencari uang cepat, tanpa memperhatikan proses-proses lingkungan dengan baik. Nah, kalau itu masalahnya, kita kan net zero emission kan 2060,” imbuhnya.

Bahlil mencatat, untuk Indonesia sendiri sudah menargetkan pemakaian listrik berbasis EBT mencapai 23 persen di tahun 2025. Namun, realisasinya saat ini baru 13 persen atau setara dengan defisit 8,1 gigawatt (GW) listrik EBT.