News - Tendangan penalti sepak bola adalah tendangan bebas satu lawan satu di antara seorang pemain dan kiper yang dilakukan dalam kotak penalti. Sebuah gol dapat dicetak langsung dari tendangan penalty.

Adapun kotak penalti sepak bola merupakan kotak di depan gawang dengan ukuran lebar 16,5 meter dan panjang 40 meter. Tendangan penalti dilakukan dari titik putih yang ada di tengah kotak tersebut.

Tendangan penalti sepak bola kerap menjadi penentu hasil pertandingan. Tendangan yang sering kali berbuah gol ini bisa dilakukan pada waktu normal maupun setelahnya. Khusus jika dilakukan setelah waktu normal dan tambahan usai, ia disebut adu penalti.

Lantas, bagaimana aturan penalti dalam sepak bola? Apa pelanggaran yang menyebabkan penalti di sepak bola? Berapa jarak penalti sepak bola? Simak penjelasan lengkap berikut!

Aturan Tendangan Penalti di Sepak Bola

Sekalipun tampak sederhana, ada serangkaian larangan dan aturan yang perlu dipatuhi saat tendangan penalti sepak bola berlangsung. Sejumlah aturan sepak bola yang terkait tendangan penalti telah diatur standarnya secara internasional.

Merujuk Laws of The Game 2024/25 yang dirilis Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional atau International Football Association Board (IFAB), berikut penjelasan mengenai aturan tendangan penalti dalam sepak bola!

1. Waktu tendangan penalti dilakukan

Tendangan penalti sepak bola baru boleh dilakukan jika wasit sudah meniup peluit. Selain itu, wasit juga harus mengenali dengan jelas pemain yang bertindak sebagai pengambil tendangan di kotak penalti sepak bola.

2. Aturan untuk pemain saat tendangan penalti

Terdapat beberapa aturan terkait tendangan penalti sepak bola yang berlaku untuk kiper, penendang penalti, dan pemain lain, yakni sebagai berikut:

a. Aturan untuk kiper yang menghadapi penalti:

  • Kiper berada di garis gawang sampai tendangan penalty dilakukan (bola ditendang).
  • Kiper menghadap ke pemain penendang penalti sampai bola ditendang.
  • Kiper berada di tengah-tengah antara tiang gawang sampai bola ditendang.
  • Saat bola ditendang, salah satu kaki kiper harus tetap menyentuh, sejajar, atau di belakang garis gawang.
  • Kiper tidak boleh bersikap secara tidak fair mengalihkan perhatian penendang, seperti berusaha menunda tendangan dilakukan, atau menyentuh tiang, mistar, dan jaring gawang.

b. Aturan untuk penendang penalti:

  • Pemain yang melakukan tendangan penalti harus teridentifikasi dengan jelas.
  • Pemain harus menendang bola penalti ke arah depan.
  • Pemain boleh melakukan backheeling asal bola mengarah ke depan.
  • Pemain dilarang melakukan gerakan tipuan, seperti: berhenti sebelum menendang bola; dan berpura-pura menendang bola setelah melakukan persiapan atau run-up (tipuan jenis ini hanya boleh menjelang penalti dilakukan).
  • Setelah melakukan tendangan penalty, penendang tidak boleh memainkan bola lagi sampai bola menyentuh pemain lain (tim lawan maupun tim sendiri).
  • Penendang harus segera menendang bola penalti ketika sudah diinstruksikan oleh wasit. Jika ditunda, wasit dapat mengulang instruksi, dan jika masih diulang, dia dapat memberikan hukuman indisipliner ke pemain.

c. Aturan untuk pemain lain (selain kiper dan penendang penalti):

  • Pemain lain berada di luar area kotak penalti
  • Pemain lain berada setidaknya 9,15 meter (10 yard) dari titik penalti
  • Pemain lain berada di belakang titik penalti
  • Pemain lain tetap berada di dalam lapangan permainan.
  • Pemain lain rekan setim penendang penalti dilarang melanggar batas posisi untuk mengganggu kiper atau berusaha mencetak gol.
  • Pemain lain rekan setim kiper dilarang melanggar batas posisi untuk mengganggu penendang, atau mencegah terjadi gol, atau berusaha mencetak gol.

3. Posisi bola saat tendangan penalti

Bola harus berada tepat di titik putih kotak penalti dengan kondisi diam atau statis. Bola dalam keadaan diam, dengan bagian bola menyentuh atau menggantung di tengah titik penalti. Tiang, mistar, dan jaring gawang juga harus dalam keadaan statis.

Selain itu, bola tendangan penalti wajib diarahkan ke depan. Bola dianggap dalam posisi sedang dimainkan saat ditendang dan terlihat jelas bergerak.

Bola hasil tendangan penalti dianggap masuk gawang dan sah menjadi gol apabila bagian bawahnya secara penuh sudah melewati garis gawang.

4. Kondisi permainan setelah tendangan penalti

Ketika tendangan penalti sepakbola sudah dieksekusi, dan bola bergerak dari titik penalti, pertandingan dianggap open play. Situasi ini terjadi dalam kasus tendangan penalti yang diberikan akibat pelanggaran pemain di waktu normal atau tambahan, bukan adu penalti.

Maka itu, jika sebuah tendangan penalti gagal menghasilkan gol, permainan akan normal kembali. Ketika ada bola pantulan dari blok kiper atau membentur gawang, ia boleh saja disambar pemain lain dan gol yang terjadi dianggap sah.

5. Aturan terkait bola rebound setelah tendangan penalti

Ada catatan khusus untuk pemain yang mengambil tendangan penalti terkait situasi open play seperti dijelaskan di atas. Sesudah mengambil tendangan penalti, pemain tidak boleh menyentuh/memainkan bola sebelum bola mengenai pemain lain.

Aturan ini perlu diperhatikan, terutama jika bola hasil tendangan penalti rebound akibat membentur tiang gawang. Jika bola rebound akibat blok kiper, penendang penalti dapat langsung menyambar bola untuk mencetak gol atau mengumpan.

Contohnya dapat kita tengok pada laga semifinal Piala Eropa 2021 yang mempertemukan Inggris dan Denmark. Ketika babak pertama perpanjangan waktu, wasit Daniel Makkelie memberi hadiah tendangan penalti untuk Inggris setelah Raheem Sterling dijatuhkan oleh Joakim Mæhle Pedersen.