News - Pada 20 November 1979 yang juga bertepatan dengan 1 Muharam 1400 alias hari pertama tahun baru Islam dan juga sekaligus abad baru, ratusan pria dan wanita berkumpul di Masjidil Haram, salah satu tempat tersuci dalam dunia Islam sekaligus tempat di mana Kabah, patokan arah beribadah kaum Muslim, berada.

Ratusan muslim tersebut bukan datang untuk beribadah, tetapi mereka memiliki maksud lain. "Sekelompok Muslim yang diduga berasal dari Iran tersebut berkumpul untuk merebut Masjidil Haram," ungkap Philip Taubman dalam reportasenya untuk The New York Times.

Layaknya orang-orang Prancis yang merebut penjara (Bastille) di tahun 1790 atau orang-orang Rusia yang mengepung gedung parlemen (Duma) pada 1917, gerombolan muslim tersebut juga berniat memulai revolusi. Tujuan utama aksi mereka adalah demi menggulingkan penguasa yang berkuasa atas Masjidil Haram.

Tutur M. E. McMillan dalam From the First World War to the Arab Spring (2016) disebutkan bahwa kelompok Muslim yang diketuai oleh ulama kharismatik bernama Juhayman ibn Muhammad al-Utaybi dan iparnya, Muhammad ibn Abdullah al-Qahtani, tersebut melakukan revolusi untuk menggulingkan Kerajaan Arab Saudi.