News - Dalam ilmu tauhid, terdapat konsep tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah. Kendati sama-sama merupakan keyakinan mendasar pada Allah SWT, keduanya memiliki sejumlah perbedaan tertentu. Lantas, apa pengertian tauhid rububiyah dan uluhiyah dalam Islam?

Secara definitif, tauhid rububiyah artinya keyakinan bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya Zat Pencipta dan Pengatur alam semesta, sebagaimana dikutip dari buku Macam-macam Tauhid (2014) yang ditulis Abu Bakar Muhammad Zakaria.

Agama-agama semit, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi mengakui konsep tauhid rububiyah ini. Bagaimanapun juga, tidak ada Zat yang mampu mengatur alam raya, menciptakan makhluk, menghidupkan, mematikan, memberi manfaat, dan memberi marabahaya kecuali Allah SWT, menurut ketiga agama tersebut.

Dalam bahasa Arab, rabb (asal kata rububiyah) artinya mengatur, mengurus, dan memiliki. Tauhid rububiyah bermakna bahwa hanya Allah SWT yang mampu mengatur dan mengurus semua makhluk-Nya.

Dalil mengenai tauhid rububiyah tertera dalam Al-Quran surah Al-A'raf ayat 54:

“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al-A’raf [7]: 54).

Akan tetapi, tauhid rububiyah saja tidak cukup. Ia harus disertai dengan tauhid uluhiyah. Sebab, mengakui bahwa Allah SWT sebagai Zat Maha Pencipta dan Pengurus semesta juga mesti diikuti dengan rasa tunduk dan patuh pada perintah-Nya.

Berdasarkan hal itu, tauhid uluhiyah merupakan keyakinan bahwa hanya Allah SWT merupakan sesembahan yang benar. Tidak ada Zat yang layak disembah kecuali Allah SWT.

Dengan demikian, manusia hanya patut beribadah dan menyembah kepada Allah SWT.