News - Demo disertai kerusuhan yang telah berlangsung selama sepekan di sejumlah wilayah Inggris masih terus berlanjut. Lalu, apa penyebab kerusuhan di Inggris dan di mana saja lokasi demonya?

Selama seminggu terakhir, puluhan polisi terluka, toko-toko, mobil, dan rumah-rumah rusak akibat kerusuhan di Inggris. Kerusuhan ini meletus pada malam hari setelah tiga anak perempuan terbunuh di kelas tari di Southport dalam sebuah serangan penikaman pada hari Senin (29/7/2024).

Kemudian, setelah peristiwa penikaman tersebut, rumor palsu menyebar di dunia maya, yang menyebut bahwa tersangka penikaman tiga gadis kecil itu adalah seorang pencari suaka Muslim. Rumor palsu tersebut lantas memantik aksi protes anti-Muslim dan anti-imigran di Inggris.

BBC melaporkan, selama akhir pekan, perdana menteri mengutuk kerusuhan tersebut sebagai "premanisme sayap kanan" dan pada hari Senin ia bersumpah untuk "meningkatkan" hukum untuk menangani kekerasan tersebut.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer mengatakan bahwa sebuah "pasukan khusus" yang terdiri dari polisi dengan kemampuan spesialis akan dibentuk dan ia menjanjikan "sanksi kriminal yang cepat" untuk mengatasi kerusuhan yang terjadi di Inggris dalam beberapa minggu terakhir.

Starmer mengadakan pertemuan darurat pada hari Senin (5/8/2024) dengan para menteri dan kepala polisi, termasuk kepala Scotland Yard, Mark Rowley, untuk membahas bagaimana cara memadamkan kekerasan yang pertama kali terjadi di Southport, barat laut Inggris, pada hari Selasa (30/7/2024).

"Apapun motivasinya, ini bukanlah protes. Ini murni kekerasan, dan kami tidak akan mentolerir serangan terhadap masjid atau komunitas Muslim," kata Starmer.

"Kekuatan penuh hukum akan diberikan kepada mereka yang teridentifikasi mengambil bagian dalam kegiatan ini."

Dia menyalahkan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh para aktivis sayap kanan dan informasi yang salah di media sosial yang telah memicu kemarahan atas serangan penikaman pekan lalu.

Sebelumnya, pihak kepolisian telah mengumumkan penangkapan terhadap pelaku penikaman. Pelaku adalah laki-laki berusia 17 tahun bernama Axel Muganwa Rudakubana yang lahir di Inggris. Dengan kata lain, bukan seperti yang dirumorkan di media sosial. Pihak kepolisian tidak menganggap penikaman tersebut sebagai insiden teroris.