News - Bintang pop dunia Lady Gaga baru-baru ini mengungkapkan pengalaman traumatisnya pernah diperkosa produser di usia 19 tahun. Setelah pemerkosaan tersebut, Lady Gaga menderita psychotic break atau gangguan psikotik.

Akibatnya, ia mengalami gangguan mental dan fisik dalam waktu yang cukup lama. Salah satunya adalah gangguan stres pasca-trauma atau post traumatic stress disorder (PTSD) yang didiagnosis oleh psikiater pribadinya.

Lady Gaga menceritakan pengalaman traumatis ini dalam dokumenter bertajuk The Me You Can't See yang dibikin Pangeran Harry dan Oprah Winfrey, sebagai salah satu upaya untuk kampanye melawan stigma terkait kesehatan mental. Serial dokumenter tersebut tayang pertama kali di Apple TV+ pada Jumat (21/5/2021).

Sambil meneteskan air mata, Lady Gaga menceritakan peristiwa mengerikan yang ia alami. "Aku bekerja di bisnis [musik] ini, dan seorang produser berkata kepadaku, 'Lepaskan pakaianmu!' Dan aku bilang 'tidak," kenang Lady Gaga, sebagaimana dilansir Variety.

"Produser itu mengatakan kepadaku bahwa mereka akan membakar semua musikku. Dan mereka tidak berhenti. Mereka tidak berhenti berkata seperti itu, dan aku hanya terpaku. Aku bahkan tidak bisa mengingat kejadian itu."

Kendati memberanikan diri mengungkapkan pengalaman traumatisnya, namun Lady Gaga tidak menyebutkan nama spesifik produser yang melecehkannya itu.

Apa itu Psychotic Break?

Psychotic break adalah pemutusan kondisi psikologis dari kenyataan. Gangguan ini termasuk bagian dari psikosis. Penyebabnya bisa jadi karena pengaruh genetika, kejadian traumatis, penggunaan zat dan obat terlarang, cedera, atau kondisi kesehatan mental lainnya, demikian sebagaimana dilansir dari National Alliance on Mental Illness (NAMI).

Untuk kasus Lady Gaga, pemicunya adalah kejadian traumatis dari pemerkosaan yang ia alami. Bahkan, akibat pemerkosaan itu, Lady Gaga mengaku hamil di usia 19 tahun.

Sebagaimana dilansir dari Today, akibat gangguan psikotik yang ia alami, Lady Gaga pernah tidak bisa melanjutkan konser musiknya. Sebagai contoh, pada 2017, ia membatalkan tur musiknya di Eropa karena gangguan mentalnya sedang kambuh.

Menurut WebMD, gangguan psikotik adalah sekumpulan gangguan kesehatan mental serius, menjadikan seseorang kesulitan membedakan realitas dan khayalannya (halusinasi/delusi), sukar membuat keputusan, dan tidak bisa berperilaku normal seperti biasanya.

Gejala Psychotic Break

Terdapat tiga gejala besar dari psychotic break, yaitu halusinasi, delusi, dan pikiran yang kacau. Berikut penjelasannya.

1. Halusinasi

Halusinasi dapat diartikan sebagai kondisi ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan hal-hal yang tidak nyata. Misalnya, seseorang mungkin melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, mendengar suara, mencium bau, atau merasakan sensasi aneh di kulitnya, meski tidak ada yang menyentuh tubuhnya.

2. Delusi

Delusi adalah adalah keyakinan yang salah, bahkan ketika sudah dibuktikan bahwa hal itu benar-benar keliru. Misalnya, seseorang yakin bahwa makanannya diracuni, meskipun telah ditunjukkan bahwa makanannya baik-baik saja. Ia tetap bersikeras bahwa ada orang yang berniat mencelakakannya.

3. Gejala Lainnya

Gejala lain dari psychotic break adalah sebagai berikut:

  • Komunikasi tidak teratur atau tidak logis;
  • Tampak selalu kebingungan;
  • Perilaku aneh atau mungkin berbahaya;
  • Gerakan lambat atau tidak biasa;
  • Kehilangan minat pada kebersihan pribadi;
  • Kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari;
  • Masalah di sekolah, tempat kerja, relasi sosialnya;
  • Bersikap dingin dan ada tanda-tanda ketidakmampuan mengekspresikan emosi;
  • Perubahan suasana hati atau gejala suasana hati lainnya, seperti depresi atau mania.