News - Festival Perang Topat adalah salah satu tradisi di Lombok Barat yang masuk ke dalam event Wonderful Indonesia. Lantas, apa itu festival Perang Topat 2024 di Lombok dan kapan digelar?
Perang Topat merupakan simbol harmoni antara umat Islam dan umat Hindu di Kabupaten Lombok Barat. Meski namanya cukup mengerikan, namun perang hanyalah istilah yang digunakan sebagai bentuk interaksi perayaan religi antara umat Islam dan Umat Hindu.
Perang Topat atau apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti “Perang Ketupat”. Sesuai namanya, perang ini menggunakan ketupat sebagai senjatanya. Satu kali setiap tahun pada waktu yang telah ditentukan, umat Islam dan Hindu di Lombok Barat akan melakukan tradisi saling lempar ketupat satu sama lain usai melasanakan ibadah.
Adegan saling lempar ketupat ini merupakan kegiatan menyenangkan bagi mereka yang melaksanakannya. Pasalnya, mereka yang mendapatkan lemparan ketupat percaya akan memperoleh keberkahan.
“Para peziarah bisa ikut perang saling lempar dan tidak ada dendam, bahkan mereka senang kalau kita lempar karena itu bagi mereka yang suksesnya tinggi,” ucap Pengelola Kemaliq Taman Lingsar, Arman Hardi, ditemui di kompleks Taman Lingsar, Sabtu (16/11/2024).
Arman juga menambahkan, ketupat yang diperoleh dari tradisi Perang Topat dibawa pulang untuk digantung di sawah, pohon, dan tanaman lainnya. Para peziarah meyakini, ketupat tersebut akan memberikan kesuburan dan kemakmuran.
Tradisi ini dilakukan umat Islam dan umat Hindu sebagai rasa syukur terhadap Sang Pencipta yang telah melimpahkan keberkahan dalam bentuk kesuburan tanah dan hasil pertanian yang melimpah. Lebih dari itu, interaksi saat Perang Topat membuat hubungan masyarakat berbeda keyakinan semakin erat terjalin.
Saat ini, Perang Topat menjadi salah satu daya tarik wisatawan di Pulau Lombok. Perang Topat tidak hanya diikuti oleh masyarakat setempat, tetapi juga wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Terkini Lainnya
Kapan Perang Topat 2024 di Lombok Digelar?
Artikel Terkait
Nyiar Lumar: Mencari Cahaya Kebaikan di Astana Gede
Nyiar Lumar: Festival Seni Tradisi, Respons Situasi Chaos 1998
Info Jak-Japan Matsuri 14-16 Oktober 2022 di FX Sudirman
Kapan Dieng Culture Festival 2022 Digelar dan Ada Apa di Sana?
Populer
Anggaran Rp50 M Badan Haji & Umrah Hilang, DPR: Dicopet Siapa?
PPK BTP Jateng Akui Terima Suap Rp30,6 M & Bagi Uang ke Atasan
Nelangsa Warga Perumahan Tambun Bekasi, Tergusur Meski Punya SHM
Trump Tutup USAID usai Elon Musk Tak Diberikan Informasi Rahasia
Kemenhub Panggil Bos Air Minum Imbas Kecelakaan di GT Ciawi
Beda dengan Pertambangan, Pengeboran Panas Bumi Ramah Lingkungan
Kasus eFishery & Dampak Berantai ke Industri Perikanan Nasional
Terdakwa Rasuah DJKA Akui Atur Lelang Demi Danai Kampanye Jokowi
Flash News
Dirut PT KTM Ditahan karena Ikut Minta Persetujuan Impor Gula
Prabowo Kenang NU era Gus Dur Kerap Lindungi Kelompok Minoritas
Prabowo Beri Sinyal Beri Gelar Pahlawan pada Tokoh NU di 2025
Pramono Akan Bangun Giant Mangrove Wall di Pesisir Jakarta
Prabowo Ancam Anak Buah Langgar Hukum: yang Dablek, Saya Tindak
Pramono Akan Gunakan Dana Zakat dalam Program Pemutihan Ijazah
Pemerintah Cegah Penyelundupan Barang Capai Rp480,7 M di 2025
Kejaksaan Tahan Dirut PT Kebun Tebu Mas Terkait Kasus Impor Gula
Pigai: Upaya Penanganan HAM Berat Prabowo Sama dengan Jokowi
P2MI Yakin Kasus Tembak PMI di Malaysia Ditangani Transparan
Polisi Tangkap Pria Pembunuh Istri & Penagih Utang di Bekasi
Menkes: Eselon 1 Kemenkes Naik Pesawat Ekonomi seperti Wartawan
Tim Hukum Klaim KPK Cuma Periksa Hasto Tanya Biodata: Ini Aneh
Gugatan Perdata AKBP Bintoro Diklaim Upaya Hancurkan Polisi
Pemohon Mau Lengkapi Keterangan, Gugatan Perdata Bintoro Dicabut