News - DBF merupakan cara menyusui yang saat ini semakin direkomendasikan di era kemudahan teknologi pumping.

Metode menyusui yang disebut DBF utamanya direkomendasikan bagi bayi di bulan-bulan pertamanya.

DBF dinilai memiliki banyak manfaat. Salah satu yang paling penting yakni memperkuat ikatan emosional antara ibu dan anak.

Lantas, apa itu DBF dan bagaimana cara melakukannya? Simak penjelasan berikut terkait manfaat DBF dan perbedaannya dengan pumping.

Pengertian DBF

Direct breastfeeding atau DBF adalah metode menyusui bayi secara langsung dari payudara ibu. Bayi dibiarkan menyusu dengan cara alami tanpa bantuan alat apa pun.

DBF bisa dilakukan sesaat bayi baru saja lahir, yang disebut sebagai Inisiasi Menyusui Dini atau IDM. Ketika bayi lahir, biasanya bidan atau dokter akan segera meletakkannya di atas dada ibu.

Bayi sengaja diposisikan seperti itu supaya si kecil dapat mencari payudara ibunya dengan sendirinya. Saat si kecil menyusu secara langsung untuk pertama kali, itu merupakan momen bersejarah yang akan diingat selalu oleh ibu. Interaksi pertama kali ibu dan bayi dimulai pada momen ini.

Manfaat DBF

Menyusui secara langsung memiliki banyak manfaat bagi kesehatan ibu dan anak. World Health Organization (WHO) secara khusus merekomendasikan agar bayi mendapatkan ASI eksklusif pada usia 6 bulan ke bawah.

Manfaat DBF yang utama adalah membangun hubungan emosional antara ibu dan anak. Dikutip dari Medical News Today, menyusui secara langsung membuat ibu dan bayi berada dalam kontak kulit yang dekat. Kontak ini dapat mendukung ikatan batin, membantu keduanya mempelajari isyarat dan kepribadian masing-masing, serta meningkatkan relaksasi.

Penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat DBF untuk ibu dan anak akan dibahas berikut.

A. Manfaat DBF untuk Ibu

Terdapat banyak manfaat kesehatan yang akan diterima oleh ibu saat melakukan DBF. Berikut adalah beberapa manfaatnya.

1. Mengurangi risiko kanker payudara

University of South Carolina melaporkan, menyusui secara langsung dikaitkan dengan penurunan 10 persen pada kanker payudara reseptor hormon negatif, yang lebih sering terjadi pada wanita muda.

Kanker ini tidak dapat diobati dengan terapi hormonal. Bahkan, penyakit tersebut sering kali tumbuh lebih cepat daripada kanker payudara reseptor hormon positif yang lebih umum didiagnosis.

2. Menurunkan risiko kanker ovarium

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, para peneliti dari Curtin University di Australia menemukan bahwa manfat DBF berkaitan signifikan dalam mengurangi risiko kanker ovarium pada wanita.

Dilansir Ovarian Cancer Research Alliance (OCRA), penelitian tersebut meneliti 493 perempuan Cina yang telah didiagnosis menderita kanker ovarium. Penelitian ini menemukan bahwa perempuan yang melakukan DBF selama lebih dari 13 bulan memiliki kemungkinan 63 persen lebih kecil mengalami pembesaran tumor ovarium dibandingkan perempuan yang menyusui kurang dari tujuh bulan.

Selain itu, semakin lama perempuan menyusui, semakin besar penurunan risikonya. Perempuan yang memiliki tiga anak dan menyusui selama lebih dari 31 bulan memiliki kemungkinan 91 persen lebih kecil menderita kanker ovarium dibandingkan perempuan yang menyusui kurang dari 10 bulan.

Para ilmuwan percaya bahwa menyusui dengan metode DBF meminimalisasi risiko kanker ovarium karena dapat menunda ovulasi. Semakin banyak ovulasi yang terjadi, semakin besar risiko mutasi sel, yang bisa memicu penyakit ini.

3. Menurunkan risiko diabetes tipe 2

Selama masa akhir kehamilan, beberapa ibu memiliki kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia), bahkan meskipun tidak menderita diabetes sebelum hamil.

American Diabetes Association mencatat, jika mengalami kondisi yang disebut diabetes gestasional, ibu berisiko lebih besar terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Kabar baiknya adalah menyusui dapat mengurangi risikonya karena membantu tubuh memproses glukosa dan insulin secara lebih baik.

Waktu menyusui juga memengaruhi manfaat DBF dalam konteks penurunan risiko diabetes tipe 2. Dalam sebuah penelitian, menyusui selama lebih dari dua bulan dapat menurunkan risiko hingga hampir setengahnya. Menyusui lebih dari lima bulan menurunkannya lebih banyak lagi.

B. Manfaat DBF untuk Anak

Melakukan DBF atau menyusui bayi secara langsung memiliki banyak manfaat untuk anak, beberapa manfaatnya antara lain:

1. Menurunkan risiko obesitas di kemudian hari

WHO melakukan penelitian di 16 negara Eropa tentang risiko obesitas pada anak. Studi tersebut menemukan bahwa DBF dapat mengurangi kemungkinan anak mengalami obesitas hingga 25 persen. Secara absolut, hasil penelitiannya menunjukkan persentase jumlah anak yang mengalami obesitas, yakni: 16,8 persen anak yang tidak pernah disusui, 13,2 persen anak yang pernah disusui, dan hanya 9,3 persen anak yang disusui.

Setelah disesuaikan dengan demografi, anak-anak yang tidak pernah disusui memiliki kemungkinan 22 persen lebih besar untuk mengalami obesitas. Mereka yang pernah disusui kurang dari enam bulan berisiko 12 persen lebih besar mengalami obesitas dibandingkan anak-anak yang pernah disusui selama enam bulan.

Manfaat DBF juga berkaitan dengan perlindungan fisik terhadap obesitas. Persentasenya mencapai 25 persen, bagi anak-anak yang disusui secara eksklusif selama enam bulan tanpa susu formula atau makanan pendamping ASI lebih tinggi. Data tersebut berasal dari hampir 30.000 anak yang dipantau sebagai bagian dari WHO Childhood Obesity Surveillance initiative (Cosi).

2. Pertumbuhan rahang

Mengutip penelitian yang dilakukan oleh Diajeng Julian Casilda dkk dalam Padjajaran Journal of Dental Researchers and Students. Oktober 2022; 6 (3): 240 – 250, pemberian ASI oleh ibu dengan metode DBF bermanfaat terhadap perkembangan oklusi.

Mekanisme pergerakan lidah dan otot yang terlibat pada proses breastfeeding yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kraniofasial lebih baik. Hal itu dapat menurunkan risiko terjadinya maloklusi dan pembentukan rahang yang abnormal.

3. Mengurangi risiko terkena penyakit asma

Pada 2017, Dr. Meghan Azad dan koleganya dari University of Manitoba, dokter anak Dr. Annika Klopp, metode DBF selama tiga bulan pertama kehidupan dapat memberikan lebih banyak perlindungan terhadap asma pada masa kanak-kanak dibandingkan dengan pemberian susu formula atau ASI perah.

Penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Pediatrics pada November 2017 menunjukkan, risiko asma terendah ditemukan pada anak-anak yang diberi ASI eksklusif sampai usia tiga bulan.

Para peneliti menemukan bahwa risiko asma paling rendah di antara bayi yang menerima ASI langsung hingga tiga bulan (8,8 persen); lebih tinggi di antara bayi yang menerima ASI perah (12,5 persen) atau ASI dan susu formula (14,9 persen); dan paling tinggi di antara bayi yang diberi susu formula secara eksklusif (15,8 persen).

4. Memenuhi kebutuhan bayi

ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya. Kebutuhan ini akan terus tersedia hingga setengah atau lebih dari kebutuhan nutrisi anak selama paruh kedua tahun pertama. Kemudian, selama tahun kedua kehidupan bayi, ASI memenuhi sepertiga kebutuhan nutrisinya.

5. Menenangkan bayi

Cleveland Clinic menulis, DBF bermanfaat menenangkan bayi secara alami. Dekapan ibu kepada bayi membuat si kecil merasa aman dan nyaman. Metode ini juga membantu bayi membangun sistem imun tubuh, hingga membuatnya tidak mudah sakit.