News - Carbon offset sebenarnya merupakan istilah yang sudah muncul sejak lama dan kerap digunakan dalam konteks lingkungan. Namun, masyarakat luas mungkin belum terlalu familiar dengan istilah ini.
Tidak sedikit orang yang penasaran dan bertanya mengenai apa itu carbon offset? Apa saja manfaat carbon offset? Bagaimana cara kerjanya pada lingkungan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berikut akan dijelaskan secara terang terkait proyek tebus karbon atau tebus emisi karbon yang biasa dilakukan oleh perusahaan penghasil polusi.
Apa yang Dimaksud Carbon Offset?
Carbon offset atau dalam bahasa Indonesia disebut kompensasi karbon adalah sebuah skema yang memungkinkan individu dan perusahaan untuk berinvestasi dalam proyek lingkungan di seluruh dunia guna menyeimbangkan jejak karbon yang dihasilkan.
Dikutip dari laporan The Guardian, proyek carbon offset biasanya berbasis di negara-negara berkembang dan umumnya dirancang untuk mengurangi emisi di masa mendatang.
Skema tabus karbon mungkin melibatkan peluncuran teknologi energi bersih atau pembelian dan penarikan carbon credit dari perdagangan emisi. Skema lainnya bekerja dengan menyerap CO2 langsung dari udara melalui penanaman pohon.
Secara lebih spesifik, Climate Portal menjelaskan bahwa carbon offset adalah “hak” atau sertifikat yang diperjualbelikan terkait dengan kegiatan menurunkan jumlah CO2 di atmosfer.
Dengan membeli sertifikat tersebut, seseorang atau kelompok dapat mendanai proyek untuk melawan perubahan iklim. Sertifikat tersebut dapat "mengimbangi" emisi CO2 pembeli dengan jumlah pengurangan CO2 yang sama di tempat lain.
Namun, dinukil dari laporan Carbon Market Watch, sistem kompensasi karbon sebenarnya tidak selalu berimpak positif. Carbon offset sering kali dijadikan sebagai alasan oleh perusahaan untuk menghindari pengurangan emisi yang sebenarnya.
Fenomena carbon offset yang hanya dijadikan sebagai tameng ini berisiko menciptakan "fatamorgana netralitas iklim", terutama saat emisi benar-benar meningkat.
Manfaat Carbon Offset bagi Lingkungan dan Perusahaan
Manfaat carbon offset berkaitan erat dengan proyek-proyek yang dilakukan sebagai upaya menyeimbangkan jejak karbon.
Implementasi carbon offset dapat memberikan manfaat dalam berbagai jenis bidang, seperti dijelaskan dalam artikel berjudul "Carbon Offsets: Balancing Out Negative Eco-Footprint" yang dipublikasikan di laman EOS Data Analytics. Berikut beberapa bidang yang memperoleh manfaat carbon offset.
1. Kehutanan
Proyek-proyek yang berfokus pada reboisasi, penghijauan, pencegahan penggundulan hutan, dan kehutanan berkelanjutan, dianut secara luas untuk mengimbangi emisi gas rumah kaca.Tanpa pohon untuk menyerap dan menyimpan karbon, kadar CO2 atmosfer akan lebih tinggi, yang memperburuk pemanasan global. Pemantauan Hutan EOSDA merupakan sumber informasi yang bermanfaat bagi mereka yang terlibat atau tertarik untuk berinvestasi dalam proyek-proyek carbon offset bidang kehutanan.
2. Pertanian
Sekitar 30 persen dari emisi gas rumah kaca tahunan dunia berasal dari berbagai kegiatan pertanian. Carbon offset pertanian dapat mendorong perubahan positif dalam industri.Penangkapan metana (CH4), penyerapan karbon tanah, penghindaran konversi padang rumput menjadi lahan pertanian, biochar, dan agroforestri merupakan proyek pertanian yang paling menjanjikan saat ini.
3. Energi terbarukan
Carbon offset sangat penting untuk membiayai proyek-proyek energi terbarukan, seperti pembangunan atau pemeliharaan pabrik tenaga surya, angin, dan hidrogen, di seluruh dunia.Selain meningkatkan kapasitas energi terbarukan jaringan, investasi dalam proyek-proyek ini menghasilkan peluang kerja, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mendukung perluasan sektor ini.
4. Efisiensi energi
Pengimbangan jejak karbon sering kali dilakukan dalam bentuk inisiatif untuk meningkatkan efisiensi energi. Mirip dengan program energi terbarukan, proyek-proyek ini bertujuan menangkal emisi dengan mengurangi ketergantungan pada apa yang disebut "energi kotor" dari bahan bakar fosil.Proyek-proyek ini biasanya akan mendorong pembangunan gedung-gedung bersertifikasi LEED berenergi rendah serta penggantian peralatan pembakaran.
5. Penerbangan
Operasi penerbangan penumpang adalah yang paling berbahaya dari sekian banyak aktivitas terkait penerbangan yang melepaskan CO2. Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) merupakan upaya untuk mengimbangi emisi di sektor ini.Dengan begitu, perusahaan penerbangan dapat melakukan kompensasi karbon dengan membeli dan menjual kredit di pasar global.
6. Pengelolaan air
Akses ke air bersih merupakan masalah utama bagi banyak orang yang tinggal di daerah perdesaan, khususnya di Afrika. Sayangnya, air yang mereka dapatkan sering kali tidak layak untuk dikonsumsi manusia karena polusi atau keberadaan mikroorganisme berbahaya.Satu-satunya pilihan yang tersedia bagi penduduk setempat untuk membuatnya sedikit lebih aman adalah merebusnya. Proyek pengelolaan air yang lebih baik dan peningkatan ketersediaan air murni menghasilkan emisi CO2 lebih rendah karena lebih sedikit air yang perlu direbus.
7. Pengelolaan limbah
Limbah padat dapat diubah menjadi sumber berbiaya rendah dalam mempromosikan keberlanjutan. Mengurangi dampak negatif limbah terhadap manusia, satwa liar, dan lingkungan, merupakan tujuan utama kompensasi gas rumah kaca dalam pengelolaan limbah. Mengurangi sampah TPA dan emisi merupakan keuntungan ganda dari daur ulang dan penggunaan kembali limbah.8. Penyerapan karbon
Penyerapan karbon bergantung pada teknik untuk menyimpan gas di lokasi yang sangat tidak mungkin dilepaskan lagi. Tanah, lahan basah, dan pohon, dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan CO2 yang dikeluarkan dari atmosfer. Sebagian besar emisi CO2 diserap melalui serapan biologis berbasis lahan seperti hutan dan tanaman.Terkini Lainnya
Apa yang Dimaksud Carbon Offset?
Manfaat Carbon Offset bagi Lingkungan dan Perusahaan
1. Kehutanan
2. Pertanian
3. Energi terbarukan
4. Efisiensi energi
5. Penerbangan
6. Pengelolaan air
7. Pengelolaan limbah
8. Penyerapan karbon
Cara Kerja Carbon Offset pada Lingkungan
Artikel Terkait
Terima Sertifikasi CarbonNeutral, Mowilex Unggul di Indonesia
Dirut Bank Mandiri: Indonesia Berperan Vital dalam Iklim Global
Perbedaan Carbon Neutral vs Net Zero Carbon, Lebih Baik Mana?
Mengenal Net Zero Carbon, Contoh, dan Cara Mewujudkannya
Populer
Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi
Bung Towel Diancam Disiram Air Keras dan Anaknya Mau Diculik
Nelangsa Petani di Bantul: Tanam Tujuh Kali, Panen Satu Kali
Korban Investasi Bodong di Jakbar Rugi Rp10-20 Juta per Orang
Mengenal Ndalem Pangeran Keraton Kasunanan Surakarta
Efek Negatif Bila Libur Panjang Sekolah Selama Ramadan Disahkan
Anggota TNI yang Acungkan Pistol di Kemang Diperiksa Denpom
Alasan LLDikti IV Jatuhkan Sanksi Berat ke Stikom Bandung
Flash News
TNI Lanjut Pembongkaran Pagar Laut Meski KKP Minta Penundaan
Israel Terus Bombardir Gaza, Tuduh Hamas Belum Serahkan Sandera
Menteri KKP: Pagar Laut Jangan Dibongkar Dulu, Itu Barang Bukti
Anggota TNI yang Acungkan Pistol di Kemang Diperiksa Denpom
Fakta-Fakta Pembunuhan Satpam di Bogor: Pelaku Positif Narkoba
Mobil Pensiunan TNI yang Meninggal di Marunda Telah Ditemukan
Polisi Masih Dalami Penyebab Kebakaran Glodok Plaza
Pemerintah Wacanakan Pemulangan Hambali dari Penjara Militer AS
Korban Investasi Bodong di Jakbar Rugi Rp10-20 Juta per Orang
Modus Kasus Investasi Bodong Berkedok Arisan Duos di Jakbar
TNI AL Mulai Bongkar Pagar Laut Tangerang Atas Perintah Prabowo
Nasib Blokir Tiktok di AS Berada di Tangan Donald Trump
Kontroversi Trotoar di Jalan Wolter Monginsidi Dibuat Parkir VIP
Kabinet Israel Akhirnya Setuju Genjatan Senjata di Gaza
ETLE Ditambah, Polda Metro Target Tangkap 120 Juta Pelanggar