News - Partai Gerindra resmi mengusung kadernya, Andra Soni, yang dipasangkan dengan Dimyati Natakusumah (kader PKS) sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Pilgub Banten 2024. Surat rekomendasi telah ditandatangani oleh Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, dan Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, tertanggal 28 Juni 2024.

Duet Andra Soni-Dimyati Natakusumah menimbulkan rumor Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Banten pecah setelah Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Banten itu tidak jadi berpasangan dengan Airin Rachmi Diany dari Golkar.

Belakangan terjadi perbedaan antara Gerindra dan Golkar, sehingga Gerindra memutuskan untuk meminang Dimyati Natakusumah.

“Saya mau sih [berpasangan sama Airin]. Tapi beliau tidak mau ya bagaimana? Ya, artinya mungkin saya tidak populer. Itu yang pasti,” ujar Andra Soni dalam Podcats For Your Politics di kantor Tirto, Jakarta.

Menurut Andra Soni, Koalisi Indonesia Maju memang tidak berlaku di Banten. Karena menurutnya yang ada saat ini adalah Koalisi Banten Maju. Nama koalisi itu sesuai dengan cita-citanya yang ingin provinsi yang dekat dengan Jakarta ini maju.

Tidak hanya bicara soal penunjukannya maju sebagai calon gubernur dan isu pecah KIM di Banten, kepada Tirto Andra Soni juga menyampaikan visi dan misi yang akan ia bawa jika terpilih jadi orang nomor satu di Banten

Ketua DPRD Provinsi Banten ini memaparkan soal ketidakadilan yang selama ini terjadi di provinsinya, mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, bahkan pemerataan ekonomi. Betikut petikan wawancara Tirto dengan Andra Soni:

Partai Gerindra tiba-tiba mendeklarasikan Bang Andra Soni dengan Dimyati Natakusumah. Biasanya ada kunjungan dahulu, silaturahmi, ini kok langsung deklarasi. Bisa diceritakan?

Sebenarnya gini, itu kunjungan, pertemuan, dan lain-lain sudah terjadi. Cuma tidak tersorot kamera. Karena Andra Soni ini kan tidak biasa disorot kamera. Contoh saat kampanye Prabowo, saya tidak ada di kamera.

Tapi saya Ketua Partai Gerindra di Provinsi Banten. Saya mempersiapkan 34.000 saksi. Saya yang melatih 34.000 saksi. Kami yang bagaimana caranya mengkoordinir semua. Dan itu tidak tersorot kamera. Pak Prabowo itu dua atau tiga kali ke Provinsi Banten, saya tidak pernah di atas panggung.

Jadi sebenarnya sudah ada komunikasi dengan semua partai. Silaturahmi kita jalankan. Nah, kita sudah ngobrol, dan ya akhirnya mungkin pimpinan dalam kalkulasi dan berbagai pertimbangan, akhirnya bersepakatlah dengan Pak Dimyati. Masyarakat kaget, apalagi saya.

Loh, kenapa [kaget]?

Pak Dimyati ini kan tokoh besar di Provinsi Banten. Beliau senior di Provinsi Banten. Saya kaget, ternyata Pak Dimyati punya niat bagaimana bisa berpasangan dengan partai yang hari ini sedang memiliki presiden dan sebagainya, dengan pertimbangan Pandeglang ini salah satu yang disparitas pembangunannya di Provinsi Banten tertinggal.

Jadi dia sudah berusaha mencoba dengan kemampuannya untuk membangun Pandeglang, juga Lebak dan sebagainya. Memang terjadi disparitas. PAD (Pajak Asli Daerah) dua wilayah ini rendah sekali hanya Rp400-450 miliar.

Abang ini dijodohkan apa jangan-jangan keduanya sudah saling jatuh cinta?

Saya pernah ya dalam beberapa forum ketemu dengan Pak Dimyati. Tapi dalam forum tersebut Pak Dimyati sempat meminta kepada saya untuk menjadi wakil beliau. Bahkan lebih spesifik, ‘Kalau Bu Airin tidak mau, Pak Andra sama saya saja’. Gitulah kurang lebih.

Tapi kan dalam perspektif saya sebagai kader partai politik, melakukan segala sesuatu sifatnya berkoordinasi. Saya sampaikan kepada pimpinan, apa yang telah kita lakukan, apa yang telah kita jalankan, komunikasi apa yang sudah kita bangun. Termasuk keinginan Pak Dimyati kita sampaikan.

Nah, rupanya Pak Dimyati menyampaikan langsung kepada pimpinan. Dan pimpinan mengonfirmasi dengan perhitungan informasi-informasi yang kita sampaikan terkait dengan silaturahmi, komunikasi, dan sebagainya. Kemudian pada akhirnya itu tadi pimpinan mengumumkan.

Ada suatu kesempatan Bang Andra ingin dicalonkan bersama dengan Bu Airin?

Saya mau sih. Tapi beliau tidak mau ya bagaimana? Ya, artinya mungkin saya tidak populer. Itu yang pasti. Kedua, ya saya begini. Kalau saya itu, kalau memang diperintahkan oleh Pak Prabowo untuk bagaimana bekerja sebaik-baiknya, ya yang saya ikutin apa yang dikatakan Pak Prabowo.

Oke berarti benar ya Bang Andra dan Bu Airin sempat ingin disatukan dalam satu pasangan?

Betul. Kami pernah menyampaikan. Tapi bukan dalam pengertian bahwa kami memaksa ya. Kita menghormati kedaulatan partai. Kita juga ingin dihormati kedaulatan kita. Ini kan dalam rangka kita mencari komposisi, kan gitu. Lagi juga apa masalahnya? Kalau Gerindra memutuskan naik, kan bagus.

Tapi masalahnya adalah orang-orang mengira Koalisi Indonesia Maju pecah di Banten?

Di Banten tuh memang tidak ada Koalisi Indonesia Maju. Adanya Koalisi Banten Maju. Itu kan Banten, bukan Indonesia. Iya memang Koalisi Banten Maju kita namakan. PAN, PSI ikut kita. Bukan dalam pengertiannya ikut ya. Tapi memang bersepakat kita punya konsep yang sama.