News - Pandemi COVID-19 menjelma teror bagi banyak orang sampai-sampai menimbulkan paranoia massal. Kondisi psikologis dan fisiologis terganggu akibat dibombardir berita tentang wabah ini. Akibatnya muncul gejala semu mirip infeksi SARS-CoV-2 seperti demam, sakit tenggorokan, dan batuk.

Sabtu pekan lalu, Sari, 29 tahun, masih harus menyelesaikan pekerjaan di tengah wabah COVID-19. Ia adalah salah satu karyawan swasta yang tak bisa bekerja di rumah meski setengah populasi Jakarta sudah melakukan pembatasan fisik. Ancaman krisis di tanggal tua nampaknya terasa lebih nyata bagi Sari.

“Aku jadi pakai masker sama bawa sabun plus hand sanitizer kemana pun. Sebisa mungkin higienis karena virusnya makin banyak sementara aku masih kerja di luar,” katanya.

Meski mengaku khawatir ia tetap wara-wiri bertemu klien di berbagai tempat publik di Jakarta. Sampai pada suatu hari ia merasa tidak enak badan. Ia mengalami meriang, gatal di tenggorokan, dan demam. Sari langsung was-was, ia buru-buru mau isolasi diri sebelum akhirnya memutuskan terlebih dulu pergi ke dokter.

“Dok, saya kayaknya demam, saya kena Corona nggak sih?” begitu Sari blak-blakan bertanya pada dokter yang memeriksanya kala itu.