News - Pemerintah tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Juni 2024 meskipun saat ini situasi di Timur Tengah terus memanas. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menuturkan alasan harga BBM ditahan agar masyarakat tak terbebani.

"Pertimbangannya kan kita baru recovery, masyarakat ini jangan sampai kena beban tambahan," kata Arifin di Gedung Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (19/4/2024).

Sementara itu, Arifin menjelaskan apabila konflik ini berlanjut, pemerintah akan mengambil langkah lanjutan. Salah satunya, membahas terkait revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.

"Kalau ini tidak berkesudahan konflik kan harus ada langkah ya langkah yang pas, nah sebetulnya kan Perpres 191 itu kan memang untuk mengalokasikan yang barang subsidi, itu dulu yang perlu diterapkan ya, jangka pendek itu satu, jadi harus ada jaminan supply," ungkap Arifin.

Sementara itu, merespons eskalasi konflik yang terjadi, pemerintah Indonesia pun sudah mengambil langkah-langkah pengamanan suplai apabila terjadi kesulitan pengiriman akibat ketegangan antara Iran dengan Israel.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, menyoroti pentingnya pengaruh Selat Hormuz terhadap stabilitas harga minyak dunia, karena lebih dari 20 ribu vessel (kapal) yang membawa puluhan juta barel minyak melintasi selat tersebut.

“Pada intinya, (hasil kajian menunjukkan) peran dari Selat Hormuz itu penting sekali. Selat Hormuz itu kan bisa dikelola atau dipegang oleh Iran, itu sangat menentukan,” ujar Tutuka dikutip dari Antara.

Tutuka juga menilai penting bagi Pertamina untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, terlebih untuk memenuhi pasokan kebutuhan minyak dalam negeri.