News - Nurul Rahman (48) berjibaku melawan kobaran si jago merah yang melalap Gedung Mal Glodok Plaza sejak Rabu (15/1/2025) malam. Tubuhnya yang tak lagi muda itu dipaksa untuk bekerja selama lebih dari 12 jam. Saat tengah menyenderkan tubuhnya yang dibalut baju alat pelindung diri (APD) berwarna cokelat itu, reporter Tirto menanyakan kepada Rahman bagaimana ceritanya dalam berusaha memadamkan api yang menyala semalam suntuk.

Ia menyusuri kegelapan dan pekatnya asap untuk memastikan titik api yang berada di gedung tersebut bisa benar-benar padam. Meski begitu, ia mengaku kesulitan untuk menembus lantai 6, karena hawa panas masih mengepung seisi lantai itu.

“Di lantai 6 itu masih belum bisa tembus, karena masih hawa panasnya masih menyengat sekali,” kata Rahman.

Rahman merupakan Kepala Regu Pemadam Kebakaran (Damkar) Sektor 4 Tambora. Ia bertugas mengepalai 27 anggotanya yang turut dikerahkan untuk membantu proses pemadaman api di gedung mal yang telah berdiri sejak tahun 1977 silam itu.

“Kita bergiliran, empat orang naik, dua kepala regu, dua anggota naik bergiliran. Jadi sektor Tambora naik, ntar turun diganti dengan sektor lain,” ucapnya.

Pemadam Kebakaran Glodook Plaza

Para Pemadam Kebakaran berjibaku melawan kobaran si jago merah yang melalap gedung mal Glodok Plaza sejak Rabu (15/1/2025) malam. News/naufal Majid

Saat masuk ke dalam gedung mal, Rahman mengaku kondisi sangat gelap karena seluruh aliran listrik dimatikan. Ia naik hingga ke lantai enam dengan menapaki tangga-tangga eskalator secara manual. Ia melihat beberapa toko sudah hancur dan hanya menyisakan barang-barang elektronik yang hangus terbakar.

“Oh yang [terbakar] ada itu seperti PC ya, komputer, ya perangkat-perangkatnya gitu. Kayak gitu yang tadi saya lihat, sama sound system,” tuturnya.

Rahman dan anggota regunya menggunakan alat breathing apparatus atau alat bantu pernapasan yang digendong di punggung mereka. Alat ini jadi perlengkapan esensial sebagai bekal memadamkan api dari dalam gedung.

“Jadi kita memang membutuhkan breathing apparatus, alat pelindung pernapasan. Pelindung penapasan ini memang cukup banyak juga. Perlu ini. Karena kalau enggak pakai itu kita sulit juga tembusnya, karena asapnya masih panas dan masih banyak juga di atas itu,” kata Rahman.

Rahman yang sudah berpengalaman selama 20 tahun lebih menjadi petugas Damkar ini, merasa proses pemadaman kali ini memiliki tantangan tersendiri karena struktur gedung mal yang penuh dengan sekat-sekat.

“Karena sekat-sekat ya, jadi kita kalau masuk susah, aksesnya gelap, panas. Kalau kita semprot, itu kan kalau dia sekat-sekat ya, jadinya kita nyemprot tembok. Jadi misalkan api itu ada di balik tembok, itu kita gak kena [nyemprotnya], dan kita pun gak bisa masuk,” ucapnya.