News - Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengubah jargon partai yang selama ini digunakan. Dari semula ‘Suara Golkar, Suara Rakyat’ kini menjadi ‘Suara Rakyat, Suara Golkar’. Perubahan ini juga atas izin Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical).

Bahlil menyebut, lewat jargon baru kali ini ke depan partainya akan menyertakan keterlibatan dan menekankan pada suara rakyat. Terlebih, Bahlil yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, menyadari dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, sulit rasanya jika Golkar hanya membawa visi-misi ke masyarakat.

“Kalau kemarin 'Suara Golkar, Suara Rakyat', rasanya Bang (Ical) sekarang kalau Pilkada Bang, kalau cuma visi-misi yang kita turunkan agak susah sekarang,” ujar Bahlil dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) jelang Puncak HUT ke-60 Partai Golkar di Hotel Grand Paragon, Jakarta Barat, Rabu (11/12/2024).

Di Pilkada 2024, Golkar diketahui gagal menempatkan kader terbaiknya di beberapa daerah. Kader Golkar yakni Airin Rachmi Diany dan Ridwan Kamil (RK) harus menelan pil pahit atau kalah suara dibandingkan lawannya di Pilkada Banten dan Jakarta.

Di Jakarta, hasil rekapitulasi suara tingkat provinsi untuk Pilgub Daerah Khusus Jakarta 2024 telah dimenangkan oleh pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, unggul dengan perolehan 2.183.239 suara atau setara 50,6 persen.

Sementara gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono mendapatkan suara sebanyak 1.718.160 suara, atau 39,40 persen. Adapun paslon independen nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana mendapatkan suara sebanyak 459.230 atau 10,53 persen.

Di sisi lain, rekapitulasi suara tingkat provinsi untuk Pilgub Banten 2024 oleh KPU hasilnya dimenangkan pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor urut 2, Andra Soni-Dimyati Natakusumah. Keduanya unggul dengan memperoleh 3.102.501 suara atau sebesar 55,8 persen. Sementara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, mendapatkan suara sebanyak 2.449.183 suara, atau 44,12 persen.

“Jadi kalau cuma visi-misi yang kita turunkan agak susah sekarang. Jadi kita combine, coba kita balik menjadi 'Suara Rakyat, Suara Golkar'. Jadi apa yang dipikirkan oleh rakyat, itu yang akan diperjuangkan oleh Golkar,” sebut Bahlil.

Inisiasi perubahan jargon Golkar tersebut disambut baik oleh analis politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo. Kunto menyebut, dengan dibaliknya jargon tersebut Bahlil seolah ingin menggunakan istilah vox populi vox dei atau suara rakyat adalah suara tuhan.

“Dan dari situ kan ‘Suara Rakyat, Suara Gokar’ adalah turunan dari suara rakyat adalah suara tuhan,” ujar Kunto kepada Tirto, Kamis (12/12/2024).

Menurut Kunto, memang suara rakyat inilah yang harusnya jadi pedoman bagi partai politik untuk bertindak dan melakukan kegiatan politiknya. Dan jika ini benar-benar dilakukan tidak menutup kemungkinan akan membawa perubahan buat Partai Golkar.